Wednesday, July 27, 2016

Perempuan Perlu Mencintai diri sendiri

Perempuan, cintai dirimu sendiri. Peran perempuan sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat sering membuat perempuan melupakan keselamatan dirinya. Terlebih, perempuan yang telah berumah tangga dan bekerja. Beban kerja yang ganda membuat kecapaian dan mengalami tekanan. Bagaimana agar perempuan berbahagia?


Perempuan modern mengalami tekanan, stres, kelelahan dan tidak bahagia. Meningkatnya gaji bagi perempuan yang  bekerja di satu sisi dan kelelahan fisik dan psikologis di sisi lain. Hal tersebut mengakibatkan stres dan permasalahan kesehatan. Isu meningkatnya angka perceraian, kematian ibu melahirkan adalah problem gunung es. Penyebab pendarahan saat hamil  dan resiko pendarahan saat melahirkan masih tinggi. Selain itu, meningkatnya penyakit diabet serta penyakit kanker bagi perempuan. Bagaimana menolong perempuan untuk menyadari resiko tiap pilihan hidup yang dijalani? Bagaimana upaya meningkatkan kesadaran perempuan agar bahagia?

Bahagia dalam ukuran setiap perempuan berbeda.  Seorang ibu bahagia apabila berkumpul dan melayani keluarga. Sementara seorang ibu yang lain, bahagia apabila bisa mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Ukuran bahagia sangat bergantung cara pandang seseorang dalam mengartikan dan menemukan bahagia. Bahkan, ada perempuan merasa bahagia dengan mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan orang lain sampai tidak memperhatikan keselamatan hidupnya sendiri. Mereka rela berkorban, sampai melupakan diri sendiri. Contoh, perempuan bekerja di luar rumah ke tempat yang jauh dengan harapan bisa memberikan biaya sekolah anak mereka. Mereka rela bekerja ke luar negeri nenjadi pembantu dan tidak pulang bertahun tahun untuk menjadi tulang punggung keluarga di desa. Gaji mereka kirimkan untuk keluarga dan mereka merasa bahagia.

Menyadarkan diri sendiri dengan kenali resiko setiap pilihan peran adalah perlu dipilih. Setiap pekerjaan membutuhkan resiko dan dampak yang mesti ditanggung oleh perempuan. Pilihan perempuan untuk bekerja di luar rumah berdampak pada peran ibu dalam mengurus rumah tangga. Pilihan tersebut perlu disadari dari awal, sehingga kondisi psikologis jauh dari anak dan kurangnya kebersamaan dengan anak dan suami tidak perlu menjadi kerisauan. Tekanan kerja seringkali mengganggu perempuan yang sedang menjalani kodrat, seperti hamil rentan pendarahan karena kelelahan dan faktor lain. Kesadaran mengambil resiko dari tiap pilihan perlu disadari sejak perempuan membuat keputusan berkarier.

Perempuan, cintai dirimu sendiri.

Wallahua'lam bis sawab


No comments: