Wednesday, July 27, 2016

Meraih Bahagia di Dunia dan Akhirat

Bahagia adalah impian setiap orang. Persoalannya apakah perempuan sudah bahagia? Ukuran bahagia menurut diri sendiri tentu berbeda dengan ekspektasi bahagia menurut orang lain. Hidup kaya dan terpenuhi kebutuhan belum jaminan seseorang memperoleh bahagia. Orang miskin juga berbahagia. Rasa bahagia ada di hati manusia. Menggali rasa bahagia adalah hidup yang selamat di dunia dan akhirat. Hidup yang sederhana dan tanpa beban. Bagaimana caranya agar bisa menjadi diri sendiri?



Pertama, ikutilah kata hati. Setiap orang punya nurani. Cahaya hati akan mengarahkan manusia mengerti tujuan hidup. Tujuan beribadah kepada Allah SWT. Tujuan ini yang akan mendorong orang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Tidak mudah ikut~ikutan orang lain dalam hidup. Fokus hidupnya hanya menjalani hidup sesuai dengan kerelaan Allah SWT. Hidup mencari kerelaan Allah SWT dan memperoleh kerelaan dari Allah SWT.

Kedua, hidup untuk bermanfa'at bagi orang lain. Setiap kehidupan mengandung pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Setiap orang perlu saling menolong terutama kepada anak~anak yatim piatu dan orang miskin. Jika hidup ini mampu memperdulikan anak~anak yatim dan orang miskin, muncullah rasa puas dan bahagia. Menolong anak yatim dan orang miskin perlu memberdayakan diri sendiri. Agar diri bisa menolong orang lain, maka diri perlu belajar, mandiri dan memiliki ilmu. Dengan ilmu akan mudah menolong orang lain. Rasanya sulit bisa menolong orang lain apabila diri dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Untuk itu, orang mesti berdayakan diri sendiri lalu menafkahkan harta dengan menyantuni anak yatim. Hal itu perbuatan mulia.

Ketiga, Jangan berlebihan dalam membelanjakan harta untuk memenuhi keinginan. Keinginan tidak ada habisnya.

Keempat, matikan keinginan berlebih~lebihan. Hidup sederhana menjadi kunci bahagia. Menggunakan uang sebagai sarana beribadah. Seperti seorang yang mencari nafkah dan memberikan hasilnya untuk menafkahi keluarga untuk taat kepada Allah SWT.

Harta benda adalah sarana beribadah kepada Allah SWT. Jika bahagia terasa dalam membantu orang lain, maka bersyukurlah diberikan hati yang mampu melihat kebaikan. Sebaliknya, jika hati masih belum terbuka menolong orang miskin, maka teruslah berusaha mencoba menolong sesama. Semoga mata, telinga dan mulut ini mampu melihat dan berbuat kebaikan. Aamiin.....

Wallahu a'lam bis sawab

No comments: