Pendampingan Guru Saat Anak Belajar di Sekolah

Guru adalah pengganti orang tua. Saat anak-anak berangkat ke sekolah, gurulah yang berperan menjadi pengganti orang tua. Peran guru sebagai asisten orang tua di sekolah, menentukan kepercayaan orang tua dalam memilih sekolah yang pantas untuk anak-anak mereka. Orang tua berani membayar mahal, asal guru mampu memberikan jaminan keselamatan anak-anak. Keselamatan hidup baik fisik maupun psikologis.





Maraknya pendidikan anak usia dini (PAUD), yang kian diminati olen masyarakat menjadi isue bagi peningkatan kompetensi guru PAUD. Guru menjadi tumpuan orang tua yang sibuk bekerja. Guru diharapkan mampu untuk menjaga, membimbing, mengawasi, mendidik anak-anak saat berada di sekolah.

Anak kecil, mulai sekolah usia 3 sampai 6 tahun, mengikuti pendidikan di play group (kelompok bermain), Taman Kanak-kanak (TK) di tingkat A dan B. Anak-anak dalam pertumbuhan fisik yang terus bertumbuh. Serta perkembangan kognitif, emosi dan sosial juga mengalami perkembangan. Orang tua yang menyekolahkan anaknya ke lembaga PAUD menuntut rasa aman bagi keselamatan fisik dan psikologis anak saat di sekolah. Guru-guru sebaiknya menjamin keselamatan anak-anak kecil saat di sekolah. Orang tua akan percaya pada lembaga sekolah yang memiliki sistem pengelolaan pembelajaran. Sistem penataan guru yang menjaga keselamatan anak. Guru yang terus meningkatkan diri, memberi perhatian dan rasa peduli.

Keselamatan bagi anak-anak perlu usaha dan doa. Anak-anak dengan keunikan masing-masing di pantau oleh guru. Keunikan anak menjadi pusat perhatian guru dalam melejitkan potensi masing-masing individu. Anak dengan kecerdasan masing-masing perlu difasilitasi untuk mengembangkan dirinya.

Kapan guru perlu memperhatikan siswa? Sejak anak datang ke sekolah, guru sudah siap menyambut siswa. Ketika anak mengucapkan "Assalamulaikum" dan mencium tangan ibu guru, maka guru berkomitmen menjaga anak-anak dengan tulus ikhlas dan sabar. Berjanji menyayangi anak-anak seperti anak kandungnya sendiri. Anak adalah bintang kecil yang bersinar apabila guru tersenyum dan menyayangi mereka apa adanya.

Saat anak-anak hadir di kelas, guru akan menjadi magnet bagi anak-anak. Anak menta'ati dan mengikuti arahan guru. Kesabaran dan ketulusan guru dalam membimbing anak dengan kata-kata yang bijaksana akan mempercepat anak mencapai perubahan yang sesuai dan diharapkan terjadi. Penghargaan pada anak akan meningkatkan perilaku muncul sesuai kehendak guru. Sebaliknya, hukuman kurang memberikan perubahan pada anak, justru membuat anak menghindar dan menarik diri.

Saat istirahat biarkan anak bermain bebas bersama teman-teman mereka. Anak berlatih berinteraksi sosial. Mereka menyapa teman, bercerita, lari, dan naik ke tempat bermain. Tapi bukan berarti guru lepas dari perhatian. Guru perlu waspada saat anak bermain di depan, belakang atau di luar kelas. Guru perlu menjaga alat-alat permainan yang berpotensi membuat anak jatuh saat bermain.

Guru tidak boleh lengah dalam waktu istirahat, saat anak melakukan permainan bersama teman-temannya. Anak akan mencoba ragam media permainan di sekolah, guru perlu hadir dan mengetahui apa yang akan di lakukan oleh anak. Jika guru membiarkan anak-anak bermain sendiri, maka khawatir terjadi pertengkaran, jatuh saat bermain, dan kemungkinan lain yang akan terjadi yang tidak diinginkan.

Ketika anak pamit pulang ke rumah. Guru perlu memastikan anak-anak aman dengan orang yang menjemput mereka. Orang tua akan menanyakan ke guru jika ada hal yang terjadi pada anak mereka, terutama keselamatan fisik anak.

Guru perlu menjaga dan memelihara kepercayaan orang tua. Semakin orang tua percaya pada guru, maka semakin kuat kepercayaan masyarakat pada lembaga pendidikan, yang akhirnya akan menguntungkan guru dan lembaga. Sebaliknya, jika guru tidak perduli pada keselamatan siswa saat mereka bermain di area sekolah, saat istirahat berlangsung, maka kejadian yang tidak diinginkan terjadi, seperti anak mengalami cedera, anak bertengkar dengan temannya, maka orang tua semakin tidak percaya pada guru dan lembaga.

Pendampingan pada anak perlu ditingkatkan bersama, sikap rasa perduli, empati, tulus ikhlas akan memudahkan guru dan orang tua menjalankan peran sebagai pejuang dalam menjaga amanah Allah SWT mewujudkan anak sebagai permata hati.

Waallahua'lam bis sawab