Budaya Orang "Melayu" dan Kompetensi Konselor

Manusia adalah makhluk budaya yang memiliki akal, pikiran, emosi, nafsu, dan keterampilan. Bagaimana budaya orang "Melayu"? Tulisan ini mencoba mendokumentasi kuliah tamu materi budaya Drs. Merson US, M.Pd dari Universitas Palangkaraya (Unpar) yang berkunjung ke Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya. Selasa, 12 April 2016.

Foto: Penulis bersama Merson M. Pd serta mahasiswa Bimbingan dan Konseling FIP-Unesa.

Budaya kerja orang "Melayu" keturunan Indonesia kurang produktif. Arti kata "Melayu" dalam bahasa Jawa adalah "lari" bahasa Indonesia. Budaya-budaya di Indonesia beraneka ragam dan perlu mempelajari kearifan lokal.

Konselor budaya tidak boleh menilai budaya orang lain dari kaca mata budaya sendiri. Contoh, penghormatan raja yang paling tinggi di suku Papua, tidak bisa disalahkan oleh budaya Jawa. Binatang paling berharga menurut budaya Papua adalah Babi. Sedangkan di India, binatang yang paling dihormati adalah Sapi.

Di Jawa, kehidupan budayanya bisa dilihat dari strata sosial. Perbedaan strata seseorang memiliki pengalaman yang berbeda antar strata. Misalnya, perilaku keluarga keraton akan berbeda dengan perilaku kelompok perumahan. Dalam menelaah suatu kasus perlu melihat latar belakang. Pemahaman perilaku tentang kelas berbeda. Variabel etnografik, berupa etnisitas, kewarganegaraan, agama dan bahasa adalah kajian budaya.

Sifat kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk pribadi dan sosial. Manusia sebagai makhluk Tuhan ada kesadaran manusia yang dikendalikan oleh Tuhan YME. Ironisnya, sekarang agama cenderung dikomersilkan, menjual ummat, sehingga terjadilah kerusakan ummat.

Di era globalisasi, ada loncatan iptek, sehingga mempersempit ruang dan perilaku menjadi instan. Misalnya, pendidikan melatih orang untuk proses memecahkan masalah. Mendidik adalah Tugas yang berat.  Mendidik adalah melatih anak. Anak perlu dilatih untuk menjadi anak yang berbudaya.

Kemajuan teknologi yang tinggi, justru yang terjadi seperti hukum rimba. Banyak anak-anak kecil yang di perkosa. Begal dan maling merajalela. Apa yang salah dari kemajuan globalisasi?

Keuntungan globalisasi ialah adanya pertemuan orang-orang belahan dunia. Hidup menjadi multi kultural.

Dampak lain globalisasi bagi anak seiring kemajuan hp yang berjejaring dengan internet ialah sekarang manusia lebih banyak diam dengan menggunakan hp, sehingga kurang olah raga. Anak-anak berada dalam kamar, seperti "rumah burung" . Anak-anak kecil lemah, karena kurang gerak. Sehingga orang tua menjadi kunci untuk berubah dan perduli pada pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis anak.

Budaya membentuk perilaku, persepsi, pemikiran, nilai, tujuan, moral, proses kognitif, dan kesadaran serta ketidaksadaran.
Kenapa Indonesia Timur terkenal keras? Karena pengaruh alam yang keras. Sedangkan orang Jawa cenderung halus? Karena letak grografis subur sehingga banyak penduduk.

Di daerah Kalimantan pedalaman, ada budaya lokal penghormatan pada tamu, misalnya, dahulu kala, ada pelayanan jamuan pada tamu. Pada malam hari diberikan teman wanita untuk menemani, salah satu orang mengatakan saya tidak mau di temani perempuan. Akibatnya dia memperoleh hukuman dan harus membayar denda karena tidak menghormati adat. Sementara teman satunya yang bersenang-senang dengan wanita justru memperoleh hadiah. Adat ini menurut budaya lain mungkin berbeda.

Manusia dengan keragaman budaya adalah mereka yang berpikir, bersikap dan berperilaku. Sikap menghargai, menghormati, mampu berkomunikasi dengan sesamanya mencapai rasa damai sejahtera.

Konselor perlu memahami seluk beluk budaya lokal. Sikap yang menyertai
keragaman budaya adalah pluralisme budaya yang dipelihara. Khasanah kebudayaan ummat manusia, hidup sejajar dalam harmoni dan toleransi.

Untuk melihat perilaku manusia, mengamati bagaimana gaya hidup, cara berpakaian, cara makan dan apa yang di makan.

Jangan terlalu banyak nenonton sinetron, karena tidak mendidik. Kurang ada nilai-nilai positif. Belajar sejarah budaya dapat memperoleh pendidikan positif bagi anak. Anak perlu mempelajari sejarah pahlawan, mengunjungi musium dan sebagainya lebih mengajarkan nilai positif bagi anak, dari pada menonton sinetron yang ruwet cerita hidupnya.

Keragaman budaya perlu dihargai. Benturan budaya perlu di waspadai dengan cara menghormati perbedaan. Contoh, benturan budaya yang terjadi antara suku Dayak dan Madura sehingga terkenal dengan peristiwa "Sampit" . Benturan tersebut akibat konflik yang berujung pada pengusiran suku Madura oleh suku Dayak karena di pandang sebagai orang yang biasa membunuh menurut kaca mata mereka. Akibatnya membawa korban, orang meninggal.

Konselor perlu menguasai
riwayat konseli, budaya konseli,  memahami keunikan konseli dan prinsip-prinsip yang melatarbelakanginya.

Suku sasak, membudayakan menikah antar ikatan  keluarga. Perkawinan dengan keluarga sama akan mengurangi kualitas. Percampuran budaya menuntut konselor perlu memahami latar belakang konseli.

Konselor perlu menggunakan frame konseli dalam menunjukkan empati.
Orang Jepang apabila salah, maka akan mengundurkan diri dan menghukum dirinya sendiri.
Sementara di Indonesia, orang-orang baik dan jujur makin tersisih. Sukar mengakui kelebihan orang dan ingin merebut milik orang. Budaya tradisional hanya bisa di rubah dengan pendidikan.

Orang dayak punya "ekor", isunya yang berkembang tidak boleh menikah dengan orang Jawa. Di Kalimantan tengah, ada satu tradisi ketika bertamu, diberikan arak. Bagaimana menyikapi budaya yang berbeda? Perbedaan akan indah apabila saling memahami dan menghormati.

Wallahu a'lam bishsawab.