Friday, November 17, 2006

Menggagas Dialog Elegan antara Indonesia dan Amerika Serikat

Amerika Serikat masih menaruh kecurigaan terhadap situasi keamanan wilayah Indonesia. Hal ini terbukti akan diberlakukan pengamanan ketat dari Amerika selama 6 jam di Indoensia tgl 20 Nopember 2006 di Istana Bogor. Ketidakpercayaan pemerintah AS ke aparat keamanan Indonesia, bisa di baca dari pengerahan pasukan AS secara berlebihan. Standar pengamanan pemerintah AS mengawal dan menjaga khusus presiden mereka bisa dipahami untuk mengantisipasi hal yang tidak mereka inginkan. Pemerintahan AS takut kecolongan dari gangguan teroris. Bagaimana meyakinkan negara adi kuasa tersebut bahwa Indoensia bukan sarang teroris yang seperti mereka kira?




***


Menggagas Dialog Elegan antara Indonesia dan Amerika Serikat

Oleh : Najlah Naqiyah


Amerika Serikat masih menaruh kecurigaan terhadap situasi keamanan wilayah Indonesia. Hal ini terbukti akan diberlakukan pengamanan ketat dari Amerika selama 6 jam di Indoensia tgl 20 Nopember 2006 di Istana Bogor. Ketidakpercayaan pemerintah AS ke aparat keamanan Indonesia, bisa di baca dari pengerahan pasukan AS secara berlebihan. Standar pengamanan pemerintah AS mengawal dan menjaga khusus presiden mereka bisa dipahami untuk mengantisipasi hal yang tidak mereka inginkan. Pemerintahan AS takut kecolongan dari gangguan teroris. Bagaimana meyakinkan negara adi kuasa tersebut bahwa Indoensia bukan sarang teroris yang seperti mereka kira?

Sebagai negara berdaulat, Indonesia memiliki hak untuk menerima dan menolak kedatangan tentara AS yang akan mengamankan George W Bush. Pengerahan pasukan sebanyak 30 ribu personel Angkatan Darat Indonesia belum dirasa cukup oleh tentara AS. Semestinya jaminan keamanan yang dilakukan oleh tentara RI patut dipercaya oleh tentara AS. Alih-alih, tentara AS mempercayakan pengamanan presiden mereka pada RI, justru yang terjadi pengerahan tentara AS berdatangan ke Indonesia. Dan kompromi pengamanan cenderung dipaksakan oleh AS dengan berlebihan ke pemerintah RI.

Kunjungan tokoh George W Bush (Amerika Serikat) ke Indonesia melahirkan sikap pro kontra di kalangan masyarakat. Bagi yang pro dan setuju dengan kunjungan AS, disambut dengan biasa dan berharap berdampak positif akan bantuan oleh AS ke Indonesia. Sedangkan bagi masyarakat yang menolak, kehadiran presiden AS, disambut dengan menggelar demo-demo anti AS. Para demonstran biasanya meneriakkan agar pemerintah waspada, apa dibalik kepentingan tentara AS berdatangan ke wilayah Indonesia? Adakah niat untuk mematai-matai wilayah Indonesia? Bukankah wilayah Indonesia sangat ingin di miliki oleh negara asing termasuk AS?


Kunjungan balasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Indonesia memiliki banyak makna yang bisa ditafsirkan.

Pertama, Langkah kunjungan itu sendiri merupakan langkah Amerika Serikat mengenal Indonesia lebih dalam. “Tidak kenal maka tidak sayang” ungkapan pepatah itu relevan untuk mengartikan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika serikat.

Kedua, Amerika serikat punya kepentingan ekonomi yang besar di Indonesia. Amerika membawa kepentingan melanggengkan ekonomi pasar bebas di Indonesia. Amerika berkepentingan membuka perdagangan di Indonesia sebagai penduduk terbesar ketiga di dunia. Amarika memerlukan kepastian akan keamanan Indonesia untuk menjaga bisnis ekonomi mereka. Bantuan yang akan digulirkan oleh presiden Amerika sebesar $ 300 milyar untuk membangun ekonomi yang pada ujungnya menjaga stabilitas perekonomian Amerika di Indonesia. Bagaimana dengan sikap pemerintah Indonesia? Apakah presiden SBY menerima tawaran bantuan dari AS tersebut, dan membiarkan bangsa ini dikuasai oleh bisnis perdagangan Amerika? Jika melihat dari kebijakan yang dilakukan oleh SBY selama ini, besar kemungkinan SBY akan menyetujui bentuk kerjasama dengan Amerika melalui bidang ekonomi, dengan memberikan bantuan kesehatan, pendidikan, dan pengentaskan kemiskinan yang terjadi Indonesia.

Apa kepentingan Indonesia ke AS? Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan uluran tangan AS untuk mengentas kemiskinan dan pemutihan hutang luar negeri yang kian menumpuk. Pengentasan kemiskinan yang terus meningkat perlu dibicarakan Secara serius dengan presiden AS. Misalnya peningkatan layanan pendidikan, kesehatan dan keamanan. Lobi-lobi untuk mengajukan proposal pengentasan kemiskinan bisa dilakukan oleh pemerintah RI mengingat masih banyaknya wilayah yang tertinggal seperti kasus tsunami dan bencana alam yang kerap menimpa Indonesia.

Suasana damai yang ada di Indonesia perlu ditunjukkan. Kunjungan ini akan efektif mengenalkan keindahan dan keramah tamahan penduduk yang multi etnik. Cara efektif Indonesia dengan melakukan dialog yang baik, lobi yang bagus oleh delegasi Indonesia ke presiden AS.

No comments: