Monday, May 15, 2006

Cerita dari USA: Keunikan Sekolah Universal di Amerika

Kamis Siang, tanggal 11 Mei 2006 waktu chicago, para delegasi CLP (Community Leadership Program) Indonesia mengunjungi sekolah berbasis agama Islam di kota Bridgreview, Illinois. Sekolah tersebut bernama sekolah universal (universal school). Sekolah universal terdiri dari sekolah taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) dan sekolah menengah umum (SMU). Umur siswa yang bersekolah mulai dari 6-16 tahun. Pada mulanya sekolah ini didirikan pada tahun 1993, dengan jumlah siswa 600 orang. Sekolah universal dikelola dengan biaya mandiri, yang diperoleh dari lingkungan komunitas setempat dan dari spp siswa. spp dari siswaa setiap tahunnya $5000,00. Spp tersebut 80 % telah mencukupi gaji para guru. Dan 20 % dana diperoleh dari sumbangan komunitas setempat.

***


Cerita dari USA: Keunikan Sekolah Universal di Amerika

Oleh: Najlah Naqiyah
Penulis adalah peserta CLP (Community Leadership Program) di Chicago

Chicago, 11 Mei 2006

Kamis Siang, tanggal 11 Mei 2006 waktu chicago, para delegasi CLP (Community Leadership Program) Indonesia mengunjungi sekolah berbasis agama Islam di kota Bridgreview, Illinois. Sekolah tersebut bernama sekolah universal (universal school). Sekolah universal terdiri dari sekolah taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) dan sekolah menengah umum (SMU). Umur siswa yang bersekolah mulai dari 6-16 tahun. Pada mulanya sekolah ini didirikan pada tahun 1993, dengan jumlah siswa 600 orang. Sekolah universal dikelola dengan biaya mandiri, yang diperoleh dari lingkungan komunitas setempat dan dari spp siswa. spp dari siswaa setiap tahunnya $5000,00. Spp tersebut 80 % telah mencukupi gaji para guru. Dan 20 % dana diperoleh dari sumbangan komunitas setempat.

Sekolah universal adalah sekolah yang mempromosikan agama Islam. Sekolah universal didasarkan pada kebutuhan komunitas setempat. Para siswa mayoritas berasal dari timur tengah, seperti orang Turki, Iran, Islamabad, India, Pakistan dan sebagainya. Ada 24 negara asal siswa yang bersekolah di Islam universal. Sekolah universal tumbuh dengan basis agama adalah suatu kemajuan bagi Islam di Amerika. Dimana, Ummat Islam sebagai orang minoritas di Amerika dapat mendirikan sekolah berbasis agama. Para guru menekankan ajaran tentang nilai-nilai Islam yang memiliki kesamaan dengan nilai-nilai Amerika, seperti nilai kebebasan, nilai persamaan bagi laki-laki dan perempuan, nilai kebebasan individu, nilai toleransi dan demokrasi, nilai kasih sayang terhadap sesama manusia, kejujuran serta keadilan. Nilai-nilai inilah yang menjadi spirit mengembangkan sekolah "universal". Universal yang berarti "bisa diterima oleh kalangan luas".

Kekuatan sekolah universal sebenarnya terletak pada kualitas para guru yang mengajar. Para guru membuat sendiri buku-buku dengan dwi bahasa (Arab-Inggris) yang mereka ajarkan kepada siswa. Guru-guru tersebut mayoritas adalah lulusan magister (S2) yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika serikat. Para guru tetap terdiri 40 orang guru dan 20 guru tidak tetap. Pengembangan model kurikulum yang dibuat oleh guru di sekolah universal sangat berbeda dengan di timur tengah maupun Asia. Para guru memiliki bentuk tersendiri dengan melihat kebutuhan anak-anak Amerika yang hidup secara pluralistik, dimana mereka menekankan pada bahasa Inggris sebagai pengantar komunikasi dengan siswa. Hal ini yang membedakan sekolah universal di amerika dengan sekolah Islam lainnya di Indonesia, seperti sekolah berbasis pesantren dan sekolah berbasis agama biasa. Kebanyakan sekolah di Indonesia, para guru masih mengadopsi buku-buku dari pemerintah baik dari Depag maupun Diknas. Sebagian para guru di Indonesia kurang mampu menulis dan membuat buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa setempat. Akibatnya, adanya kesenjangan antara materi yang diberikan terhadap siswa dengan kebutuhan hidup siswa ditengah masyarakat. Jadi, jika sekolah-sekolah di pesantren ingin maju, tentu mesti memiliki kemampuan untuk membuat kurikulum dan buku-buku berdasarkan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, bukan buku-buku yang sudah kadaluarsa atau tanpa buku acuan.

Keunikan sekolah universal ada tiga hal, menyangkut kurikulum yang dibuat oleh para guru di sekolah yang disesuaaikan dengan kebutuhan siswa Amerika. Kurikulum yang dikembangkan adalah 80 % subyek umum dan 20 % subyek agama. Namun demikian, praktek keagamaan di sekolah sangat akrab dengan keseharian anak-anak. Misalnya, pengadaan solat jamaah dhuhur dan ashar setiap hari, kegiatan ceramah setelah solat berjamaah dan kegiatan puasa ramadlan yang bernuansa religi. Kurikulum siswa pada bagian umum seperti pelajaran matematika, bahasa Inggris dan Arab, sejarah Amerika, Ilmu pengetahuan sosial ekonomi, seni dan olahraga. Sedangkan pendidikan agama meliputi, pengajian al-Quran, bahasa arab dan Islam studies.

Kedua, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah universal di Amerika menekankan pada kegiatan sosial. Kegiatan sosial berupa program mengembangkan rasa tolong menolong yang dilakukan oleh partisipasi siwa ke masyarakat. Sekolah universal dikenal banyak mengadakan kegiatan di panti asuhan, panti jompo, dan kegiatan sosial lainnya. Sekolah ini senantiasa mendukung siswa-siswinya menolong orang lain melalui serangkaian kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakulikuler lainnya adalah bidang olahraga, seperti kelompok bola basket laki-laki dan perempuan. Kegiatan bola basket di sekolah universal dilakukan dengan mengikuti banyak pertandingan dengan sekolah lain.

Ketiga, Kunjungan ke sekolah Islam ke luar negeri, seperti mengunjungi sekolah Islam di Paris, sekolah Islam di Turki. Hal ini dilakukan untuk memberikan penguatan kepada siswa-siswi mereka bahwa memeluk Islam adalah tidak mudah di negara Amerika, karena posisi sebagai minoritas dan beragamnya agama yang berkembang di Amerika. Dengan mengunjungi sekolah lain yang sama-sama berbasis agama Islam, tentu diharapkan murid-murid mereka bisa tahan dan menerima keislamannya sebagai pilihan mereka. Selain itu, kunjungan ke sekolah lain adalah untuk study banding memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah Universal. Kegiatan ini dilakukan setiap setahun sekali yang diikuti oleh para siswa dan guru.


Ciri khas sekolah universal juga nampak dari peraturan memakai busana muslimah bagi laki-laki dan perempuan. Perempuan mengenakan hijab dan laki-laki mengenakan baju dan celana panjang berwarna hitam dan putih. Para siswa-siswi belajar di kelas dengan tempat terpisah ruang kelasnya, namun memperoleh pelajaran yang sama. pada umur 11-18 tahun, siswa laki-laki memiliki kelas tersendiri, demikian juga dengan perempuan. Kelas mereka terpisah namun tetap dalam satu komplek dengan guru yang sama.

Sekolah universal di Amerika telah menemukan bentuknya tersendiri. Keberanian mereka menentukan arah sekolah Islam di tengah minoritas Islam Amerika adalah langkah maju yang mesti di contoh oleh ummat Islam mayoritas Indonesia. Sekolah ini memiliki komitmen kuat untuk mempromosikan agama Islam kepada pemeluknya melalui pendidikan berkualitas. Lebih dari 90 % lulusan sekolah universal bisa mengantarkan para siswa-siswinya mengikuti program perguruan tinggi bergengsi di Amerika. Kalau mereka bisa, mengapa kita tidak?