Friday, February 07, 2003

Peran Kemanusiaan adalah Amanah Tuhan

Karen amstrong (2000) dalam bukunya 'Sejarah Tuhan' memberikan penjabaran tentang pencarian manusia akan gambaran Tuhan selama 4000 tahun. Islam pun dibahas secara tuntas dalam agama yang dibawa oleh Muhammad untuk memproklamirkan Tuhan versi Islam.

Kehadiran Tuhan dalam pandangan Islam menjadi wahyu utama dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Bacaan tersebut menunjukkan pada penjelasan tentang ke-Esa-an Tuhan yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan mengajari manusia dengan perantaraan kalam. Ini adalah misi perubahan yang sangat revolusioner dengan penghancuran pada keyakinan untuk menghamba pada selain Tuhan.

Nabi Muhammad membawa pembebasan kepada manusia untuk hanya tunduk dan patuh pada Allah SWT dan meninggalkan segala penyembahan kepada selainNya. Gagasan ini menjadi landasan kuat untuk menerobos segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh penguasa, benda – benda materi yang membelenggu manusia dengan bungkus kapitalisme global. Ketakutan diri yang berlebihan pada kenistaan dan kelaparan, ancaman akan hilang dengan berserah diri dan bertekad untuk tidak diperbudak oleh nafsu.

Tuhan yang maha besar dengan segala ciptaanNya telah menganugrahkan kepada manusia akan alam semesta untuk dikelola agar mencapai kesejahteraan. Manusia bergerak dan bernafas adalah bukti kehadiran Tuhan dalam dimensi kekuasaanNya. Nilai pembebasan yang Tuhan berikan kepada manusia dimuka bumi ini membawa perubahan yang spektakuler bagi kemajuan peradaban berabad-abad lamanya. Manusia dengan akal budinya secara kreatif membangun peradaban secara terus menerus menuju harapan yang diimpikannya. Kita melihat manusia berjalan dan ada yang terbang, manusia yang miskin dan tertindas, sementara yang lain berusaha menindas untuk keperluannya. Keaneragaman ini merupakan tantangan kepada manusia untuk berlomba menciptakan kebaikan dimuka bumi ini.

Tuhan menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal dan berlomba dalam hal kebaikan. Dalam realitas kehidupan, ternyata, penuh dengan konflik antar sesama manusia untuk memperoleh ambisi dan obsesinya. Perang yang terjadi telah menghancurkan dan mengorbankan nyawa manusia menjadi cara yang ditunjukkan untuk membuktikan kekuatannya pada bangsa lain. Genderang perang sudah dipukul, perang akan meletus lagi antara Irak dan Amerika Serikat serta sekutunya dengan dalih yang bermacam-macam. Menurut Amerika perang harus dilaksanakan untuk memusnahkan senjata biologi pemusnah massal yang dibuat oleh Irak, sebaliknya Irak berkeyakinan bahwa Amerika menyerangnya karena alasan ekonomi untuk merampas minyak dan menjadikan Irak sebagai pusat dari agenda terselubung Amerika untuk menguasai timur tengah. Apapun alasan kedua Negara tersebut, sesungguhnya perang akan menghancurkan manusia yang tak berdosa dan anak-anak yang kehilangan masa depannya. Bahkan, Saddam Husein menjadikan jutaan rakyatnya sebagai tameng pertahanan Irak. Perang tidak bisa dibenarkan secara logika untuk menyelamatkan eksistensi manusia yang lain yang diciptkan oleh Tuhan untuk hidup damai berdampingan dengan segala perbedaannya.

Kekerasan yang dilakukan oleh manusia hanya akan membawa pada kerusakan di dunia. Manusia diberikan kelebihan akal budi untuk berpikir secara jernih dan cerdas, menggunakan cara-cara yang baik untuk mencapai kesejahteraannya. Tuhan memberikan kebebasan untuk memilih jalan yang baik dan buruk, agar teruji kemulyaan manusia. Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan yang berguna dan membawa kebaikan maka Tuhan akan memberikan balasannya. Sesungguhnya manusia akan mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia di kehidupan akhirat. Kehidupan yang semua manusia akan dibalas secara adil oleh Tuhan sesuai dengan perbuatannya.

Kehidupan manusia hari ini adalah memperbincangkan peran kemanusiaannya dimuka bumi ini. Salah satunya, bagaimana manusia bisa bermanfaat dimuka bumi? "Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tidak merubahnya". Peringatan ini perlu menjadi spirit manusia untuk melakukan perubahan pada perbaikan. Kehadiran perdamaian yang membawa pencerahan kehidupan manusia yang hakiki adalah nilai dari Islam. Jika kehidupan ummat Islam berada dalam struktur masyarakat yang lemah dan miskin adalah tanggung jawab kita bersama untuk membawa perubahan pada penghidupan yang layak. Untuk membawa pencerahan dan membongkar permasalahan yang ada, maka diperlukan kerja keras yang nyata melakukan perbaikan dibidang ekonomi ummat Islam di Indonesia.

Asas ekonomi yang mengutamakan kepentingan manusia secara umum dan meninggalkan sistem riba (melipatgandakan) harus menjadi titik perhatian. Pemberdayaan ekonomi orang miskin dengan memberikan modal usaha dan menciptakan pasar yang memberi peluang para pengusaha kecil untuk tumbuh mandiri. Dengan melakukan perubahan pada tingkat basis, akan membawa cahaya kehidupan baru bagi ummat Islam dimasa mendatang, yaitu hidup mandiri dengan mengabdikan diri secara totalitas hanya kepada Allah SWT. Dengan membebaskan ketergantungan ekonomi yang menyelimuti Indonesia ini, maka manusia akan melaju membawa perannya sebagai wakil Tuhan di dunia ini sesuai dengan maksud penciptaan manusia oleh Tuhan. Peran yang bisa dimainkan adalah merebut peradaban dengan nilai – nilai kejujuran, kebenaran dan keadilan.

Kerja keras untuk memperjuangkan pembebasan dari segala penderitaan manusia adalah semangat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Tuhan memberikan kemampuan kepada mata kita untuk melihat dan menyerap pemandangan seisi dunia dalam sekejab. Lihatlah jendela, dan perhatikan taman, maka kita akan melihat 13.000 warna yang berbeda dalam sekejab. Sungguh, perumpamaan ini memberikan kemampuan kepada manusia untuk membaca realitas dan melakukan perbaikan bersama semua pihak. Melihat realitas yang terjadi di tempat kita berpijak, dan segera memikirkan alternatif pemecahannya, serta melakukan aksi konkrit, adalah misi Islam emansipatoris. Modifikasi dari berbagai budaya yang telah dilalui oleh ummat Islam akan membawa pembaharuan yang menakjubkan. Penafsiran baru secara terus menerus akan berkembang bersama peradaban nyata. Masa depan Islam yang membebaskan bukan suatu impian yang tak teraih, melainkan realitas yang terus diperjuangkan dengan kesungguhan hati.

Pengabdian yang tulus ikhlas kepada problem kemanusiaan selayaknya menjadi panggilan tugas setiap manusia. Tuhan akan memberikan hidayahNya kepada manusia yang mau menolong hambaNya. Tuhan bisa saja menciptakan semua manusia sama dan beriman kepada Tuhan secara seragam seluruh dunia dengan kekuasaanNya. Namun, Tuhan menghendaki lain dengan menciptakan perbedaan di antara manusia agar manusia berlomba untuk mencapai kemulyaan disisi Tuhan YME. Dalam menghadai perbedaan manusia cenderung berselisih paham dan bermuara pada konflik kekerasan. Dalam realitas kehidupan sangat jelas kita mengelola perbedaan setiap saat antara diri sendiri, pertentangan antara akal, hati (moral) dan keinginan (kesenangan). Tuhan telah menciptakan kebebasan manusia untuk menentukan dan memutuskan kehidupannya. Di sekeliling kita selalu terjadi interaksi dengan orang lain yang syarat dengan kepentingan dan keanekaragaman. Pengelolaan konflik dengan membingkai prinsip toleransi sangat penting dilakukan. Hal ini menjadi ciri khas bangsa kita yang multi-budaya dan multi-etnik yang membawa konsekwensi pada pemahaman secara mendalam akan perbedaan setiap individu.

Cara untuk memahami perbedaan ini, seringkali manusia tidak mampu secara arif menyikapinya. Berbagai kebijakan dinegeri ini saling kontapruduktif dalam memahami kehendak satu dan lainnya. Para mahasiswa memahami penderitaan rakyat akibat kebijakan dari kenaikan telepon, BBM dan listrik menyerukan pembatalan. Sementara penguasa memahami penderitaan rakyat dengan sisi yang berbeda dengan menghilangkan subsidi agar rakyat terbiasa dengan kemandirian. Kekuasaan yang berbeda menyikapi para pengunjuk rasa dengan cara represif dalam menghadapi aspirasi sebagian rakyat telah banyak mengalami korban berdarah-darah. Roda pemerintahan dibawah payung Megawati semakin nampak perlawanan dari elemen mahasiswa secera serentak di berbagai daerah. Bahkan 15.000 ribu mahasiswa turun jalan menginginkan pergantian pemerintah pada hari kamis, 6 Pebruari 2004 di istana Jakarta yang berakhir dengan bentrok oleh aparat.

Dari kasus seperti ini dapat diartikan masih sulitnya kita memahami dan mengambil langkah arif dalam menyelesaikan problem kemanusiaan. Namun, bagaimanapun sulitnya, manusia seyogyanya senantiasa berusaha menghindarkan kekerasan dalam segala sepak terjangnya. Bukankah, peran kemanusiaan adalah amanah Tuhan?

No comments: