Kelas sebagai kesempatan belajar mengalami keberhasilan

Anak-anak menghabiskan banyak waktu belajar di dalam kelas. Setiap hari anak sibuk beraktifitas di kelas. Kelas sebagai lingkungan sosial. Anak berinteraksi dengan teman dan guru. Tidak hanya sebagai lingkungan sosial saja,  fungsi kelas sebagai kesempatan belajar bagi anak mengalami langsung keberhasilan memecahkan masalah. Bagaimana menjadikan kelas yang mendorong anak bisa belajar mengalami langsung keberhasilan di bidang akademik?

Anak rumah tahfidz namira school merasakan keberhasilan menghapal "juz amma" dengan tampil menghapal bersama di depan orang tua dan guru serta tokoh masyarakat

Peran guru memainkan suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar. Rasa senang belajar mampu membentuk konsep diri akademik dan rasa berhasil. Anak hadir di kelas dengan percaya diri. Percaya bahwa anak mampu mencapai prestasi akademik. Guru perlu mendorong emosi positif bagi anak agar menyenangi aktifitas belajar di kelas.

Persoalannya adalah, bagaimana cara membuat anak senang belajar di kelas? Jawabannya tentu dengan mempertanyakan mutu kualitas pembelajaran, yang menyangkut guru profesional, media dan sarana pembelajaran serta metode pembelajaran.

Media pembelajaran yang menarik perhatian siswa saat ini mengarah pada penggunaan multimedia. Anak kebih tertarik nonton film dan membahas isi film daripada membaca buku pelajaran. Guru perlu menyediakan media film untuk memfasilitasi keinginan anak. Guru belajar terus menguasai teknologi informasi. Media film sejarah dan seni budaya serta alam bisa diperoleh. Film pendidikan dan pengetahuan bisa diberikan agar anak senang di kelas. Penayangan film disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi serta indikator pelajaran. Kelemahan dari film adalah harga produksi mahal. Hanya sekolah yang punya fasilitas yang mampu menyediakan film, komputer dan lcd.

Media pembelajaran akan mengantarkan anak melihat dan membaca pesan yang disampaikan oleh guru. Di sekolah pegunungan, guru mengajak langsung anak didiknya ke alam sekitar melakukan pengamatan pada kelompok binatang piaraan, seperti  sapi di kandang. Guru menjelaskan binatang dengan memperlihatkan binatangnya secara langsung bagi anak taman kanak-kanak. Mereka senang karena melihat media objek alami yang sebenarnya.
Untuk itu, media perlu beragam. Media audio, visual dan multimedia perlu digunakan di kelas. Penggunaan multimedia untuk memudahkan guru mencapai kompetensi yang perlu dicapai oleh anak untuk kematangan spiritual, kognitif, emosi dan sosial.

Anak mengalami langsung membuat papan bimbingan, membuat pola, mewarnai, menulis ide dan gagasan.

Metode pembelajaran berbentuk investigatif mendorong anak menemukan sendiri ilmu pengetahuan. Guru memberi tugas. Misalnya, bentuk tugas proyek bagi anak berlatih secara kelompok. Anak berbagi tugas dan mengorganisasikan cara memecahkan. Bersama kelompok mendorong anak berpikir, bekerja dan berhasil mengerjakan tugas dengan kerja keras, cerdas dan tuntas.

Metode kolaboratif dilakukan kerjasama guru dan anak mengkaji materi pelajaran. Kolaborasi menjadikan anak punya ruang dan waktu belajar  mengemukakan pendapat, mengutarakan gagasan, dan ide. Anak mengungkapkan pertanyaan yang ingin diketahui lebih lanjut pada guru. Guru memberikan kesempatan bagi anak yang lain untuk menjawab dengan sekuat tenaga. Guru memberi jawaban akhir dari pertanyaan dan kajian yang dipelajari. Anak belajar meniru bagaimana guru menjelaskan, memberi pertanyaan dan menjawab.

Guru perlu memiliki keterampilan bertanya yang bisa "memancing" anak menjawab dan memberikan apresiasi. Memberi pujian pada jawaban anak yang benar akan memberikan rasa puas dan berhasil. Anak merasa bisa dan mampu menjawab. Kolaborasi antara guru dan anak akan efektif apabila guru menghargai dan membuka ruang dialog dengan banyak bertanya dan memberi apresiasi atas jawaban anak.

Metode pembelajaran dengan model jigsaw berupa puzzel. Misalnya setiap anak diberikan lima potongan gambar, dan setiap anak akan berkelompok untuk memadukan potongan menjadi suatu bentuk gambar yang utuh. Anak belajar berbagi dalam kelompok. Anak belajar kerjasama secara kelompok.  Anak latihan tugas untuk mengkaji dan memecahkan masalah membuat puzzel. Anak akan mengerahkan usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kerjasama. Setelah puzzel selesai dibuat, kemudian setiap kelompok menjelaskan potongan puzzel sehingga terbentuk keutuhan. Kelompok yang berhasil akan menceritakan cara kerjasama yang telah dilakukan pada kelompok yang lain.

Metode pembuatan peta konsep pada pelajaran tertentu juga memudahkan anak memahami pelajaran. Pembuatan peta konsep oleh anak dilakukan setelah anak membaca pelajaran atau setelah guru menerangkan konsep tertentu. Kemudian, guru meminta anak membuat peta pikiran yang telah dipahami dari pelajaran. Guru meminta anak nenjelaskan peta pikiran anak yang telah mereka buat. Anak akan senang bisa tampil menjelaskan karyanya sendiri. Mudah bukan?

Model pembelajaran yang berfariasi yang dilakukan oleh guru akan terasa bermakna bagi anak. Anak belajar dengan rasa senang dan bisa berhasil dalam kelasnya.

Wallahua'lam bissawab.