Hari Kartini Simbol Emansipasi Perempuan.

Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan perlu dimaknai dalam bingkai kekinian. Bagaimana perjuangan para perempuan mendobrak budaya patriarkhi di era digital?


Sekarang, Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean. Suatu masyarakat yang terbuka dalam akses lintas negara. Perempuan sebagai pelaku utama dalam menentukan hidupnya memerlukan kemandirian.  Mandiri dalam menentukan hidupnya dan membuat keputusan setiap saat demi menggapai masa depan yang lebih baik. Memutuskan dengan nalar rasional bukan emosional.

Di zaman teknologi, perempuan perlu belajar dan menggunakan teknologi untuk kesejahteraan dirinya. Meraih pendidikan setinggi-tingginya, mengasah potensi dan terus belajar keterampilan hidup.

Perempuan saat ini makin sibuk dengan peran ganda. Antara mengurus kebutuhan keluarga dan mengembangkan karier di luar rumah. Kompleksitas zaman digital menuntut perempuan serba praktis. Perempuan perlu menguasai teknologi dan menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengirim surat via email, hand phone, membantu mempermudah urusan. Terlebih bagi mereka yang sakit, berkebutuhan khusus atau masalah transportasi.

Penggunaan teknologi menjadi alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas karena kendala jarak dan waktu. Perempuan dituntut untuk menguasai teknologi, meningkatkan kompetensi keilmuan dan keterampilan mencapai hidup yang sederhana, fleksibel dan mudah. Kemudahan hidup akan mendorong orang lebih bahagia.

Bagaimana memahami diri sebagai perempuan? Pemahaman yang utuh tentang diri hanya diperoleh diri pribadi. Perempuan sendirilah yang bisa mengetahui dengan benar. Hanya diri yang  menilai dan memahami cerita dirinya secara jujur. Bebaskan diri untuk mengekspresikan ide, gagasan, kemauan, harapan agar perempuan dapat memperoleh kekuatan diri meraih kesamaan, keadilan dan kesejahteraan.

Penerimaan diri perempuan akan anugrah Tuhan YME, akan mengantarkan rasa syukur. Kenikmatan kecantikan, bentuk tubuh, penglihatan, pendengaran dan ucapan perlu disyukuri. Sayang, hanya sedikit perempuan yang menilai kelebihan dengan syukur kepada Tuhan YME. Padahal jika perempuan bisa mensyukuri anugrah Ilahi, akan bisa menjaga kehormatan diri. Perempuan bisa menghargai dirinya dan tidak menjual dengan harga yang rendah.

Maraknya korban perdagangan manusia, terutama perempuan yang dijual dan bekerja prostitusi adalah perbudakan yang nyata di era digital. Maraknya LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, Trans gender) adalah bentuk penyimpangan seksual. Pencabulan dan pemerkosaan anak-anak perempuan bentuk penindasan dan perampasan hak hidup.

Demikian juga, maraknya korban kosmetik yang menyebabkan kangker kulit pada perempuan dikarenakan perempuan kurang informasi dan tidak tahu dampak penggunaan kosmetik yang dibeli dan dipakai. Perempuan menjadi korban konsumerisme, hidonisme dan materialisme.

Dampak kosmetik yang menggunakan zat pemutih yang mengandung mercury berbahaya bagi perempuan. Alih-alih ingin tampil putih justru menderita iritasi kulit. Ketika perempuan sadar diri bahwa kendali diri ada pada dirinya, maka godaan iklan kecantikan tidak akan membuatnya tergiur. Tidak mudah menerima informasi tanpa tahu sumber yang akurat. Perempuan jangan mudah terbawa arus informasi yang tidak jelas. Informasi perlu difilter dan digunakan untuk keperluan yang bermanfaat dalam hidup.

Kecantikan perempuan merupakan kesatuan pikiran dan perasaan yang dikelola dengan  indah oleh kata hati, rasional dan moral agama. Kecantikan perempuan yang asli adalah mewujudkan perilaku yang mulia dihadapan Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Emansipasi perempuan adalah perjuangan mencapai kemajuan. Mengurangi penderitaan dan meningkatkan karakter. Membangun peradaban yang egaliter dan penuh kasih dan sayang.

Wallahu a'lam bis sawab.