Wednesday, September 14, 2005

Difusi Budaya

Pergeseran nilai budaya lokal di masyarakat mulai terasakan. Sakralitas dogma mulai dipertanyakan. Mitos dan kepercayaan mulai dijungkir-balikkan. Pergeseran peradaban menggejala. Pergeseran nilai persamaan berubah pemberhalaan. Nilai humanisasi bergeser dehumanisasi. Kejujuran diri berganti kerakusan dan manipulasi. Pergeseran nilai kapitalisme perlahan menjalar hingga ke pelosok negeri. Rasa prihatin untuk keadaan negeri telah menuai dampak. Dampak dari difusi budaya menjadikan masyarakat gagap dengan perubahan. Gaptek teknologi dan gersang nilai etika kemanusiaan. Informasi yang pesat dan jungkir balik memusingkan kepala. Difusi budaya juga terjadi dibidang ekonomi dan jaringan komunikasi dan informasi. Apa arti semua ini?

***


Difusi Budaya

Oleh : Najlah Naqiyah


Duta Masyrakat, 2005.
Pergeseran nilai budaya lokal di masyarakat mulai terasakan. Sakralitas dogma mulai dipertanyakan. Mitos dan kepercayaan mulai dijungkir balikkan. Pergeseran peradaban menggejala. Pergeseran nilai persamaan berubah pemberhalaan. Nilai humanisasi bergeser dehumanisasi. Kejujuran diri berganti kerakusan dan manipulasi. Pergeseran nilai kapitalisme perlahan menjalar hingga kepelosok negeri. Rasa prihatin untuk keadaan negeri telah menuai dampak. Dampak dari difusi budaya menjadikan masyarakat gagap dengan perubahan. Gaptek teknologi dan gersang nilai etika kemanusiaan. Informasi yang pesat dan jungkir balik memusingkan kepala.

Difusi budaya juga terjadi di bidang ekonomi dan jaringan komunikasi dan informasi. Contoh, keberadaan HP bukan lagi menjadi barang mewah. Kebanyakan orang membutuhkan hp untuk berinteraksi. Loket yang menjual vocer pulsa merambah kepelosok kampung. Orang tidak lagi tabu memamerkan ponsel bermerek. Apa artinya? Sistem jaringan ponsel itu dikuasai oleh asing. Setiap mereka yang berinteraksi melalui HP diketahui oleh Amerika. Informasi dari penduduk tersadap lewat jaringan ponsel/telepon. Akibatnya, Negara Amerika lebih mudah mengintervensi pasar, mengetahui lebih banyak keadaan. Mengerti kemana arah penduduk. Apa Implikasinya? Segala sektor mudah dikuasai oleh orang asing. Mereka lebih bisa dan tahu lebih banyak. Mereka bisa mengurus kemauan pasar dari pada warga kita sendiri. Hal inilah yang disebut dengan model penjajahan gaya baru. Penjajahan yang merampas secara perlahan budaya bangsa Indonesia. Penjajahan berbentuk difusi budaya. Pengendalian budaya lokal oleh orang asing. Apabila dibiarkan, pada akhirnya kita menjadi orang asing di negeri sendiri. Menjadi terlantar dibumi pertiwi. Rakyat tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

Gerakan asing mulai menancapkan tiang-tiang. Kapitalisme makin kokoh dengan militer, modal capital dan kekuasaan lokal. Rupiah dihajar dolar habis-habisan. Intervensi Helsinki didominasi AMM. Pusat-pusat minyak dan tambang diatur dengan perjanjian dan kontrak kerja secara dominan. Kenaikan harga BBM tinggal menghitung hari. Di awal Oktober 2006, semua harga barang naik lagi. Sementara surat hutang pemerintah dibuat lagi. Anak negeri memprihatinkan kembali. Contoh, proses politik dalam penentuan pimpinan daerah didominasi pemilik modal. Pilihan pilkada tidak pernah selesai. Pilihan itu selalu melibatkan campur tangan pemilik modal. Pilihan rakyat diintervensi dengan aliran dana besar. Pilihan kekuasaan di daerah telah direbut dengan kompensasi tinggi. Misalnya kompensasi mendapatkan proyek berskala besar didaerah.

Sementara itu, difusi budaya juga mencengkram musnahnya etika pergaulan. Dekadensi moral telah nampak seiring maraknya pergeseran norma pergaulan. Contoh, pergeseran pergaulan bebas tengah merambah di kalangan remaja. Kasus mahasiswi yang berhenti kuliah karena hamil di luar nikah, atau terlibat narkoba dan perkelahian dll. Kasus kenakalan remaja begitu mudah ditelusuri didunia sekolah dan kampus. Demikian juga di masyarakat umum tidak kalah genting. Kasus maraknya affair antar rekan kerja menjadi trendi ditengah kota. Anehnya, pelakunya kebanyakan mereka yang banyak uang dan memiliki kekuasaan. Pelaku merasa tidak berdosa dengan pergaulan yang mengarah seks bebas. Apa akibat pergaulan bebas ini? Meningkatnya penderita penyakit HIV/AIDS serta kecanduan narkoba setiap tahunnya. Ironisnya, seks bebas makin tumbuh menjadi ajang bisnis industri seks. Bisnis yang menjual nafsu birahi seksual. Bisnis memanjakan kehidupan semau gue. Bisnis esek-esek menggiurkan daya jualnya. Bisnis prostitusi seolah berlindung di balik baju pariwisata. Bisnis prostitusi mengelabuhi nilai budaya setempat.

Kemudian, bagaimana kita mesti keluar dari penjajahan yang mengakibatkan difusi budaya? Pertama, kita mesti bersatu padu. Musuh kapitalisme telah datang di depan mata. Para ilmuwan perlu bersatu padu untuk bangkit. Bangkit mengelola dan menggali nilai budaya lokal. Menggali ciri khas budaya yang hidup di tengah tradisi masyarakat. Melestarikan kekayaan budaya sebagai karakter pribadi bangsa. Mewariskan generasi muda dengan khazanah kebangsaan dan kesatuan.

Kedua, Melawan tirani kapitalisme global dengan berhenti berhutang keluar negeri. Warga Indonesia harus disadarkan dengan realitas ini. Realitas kejam yang siap menggilas orang-orang yang lemah dan terbelakang. Memanjakan rakyat dengan uang hutang akan menjerat generasi mendatang. Menumpuk hutang ke luar negeri sama halnya dengan menggali kuburan sendiri. Berhutang ke luar negeri seperti menabur jala kematian. Kematian membuat keputusan penting dalam pembangunan. Kematian bernegosiasi. Hutang luar negeri membuat bangsa kita bergantung sepanjang jalan. Berhutang membuat bangsa Indonesia dalam cengkraman penjajahan kapitalisme. Bangsa yang dikuasai bangsa asing.

Ketiga, Pemerintah perlu mensosialisasikan cara hidup sederhana. Bagaimana caranya? Aparat Pemerintah harus lebih dulu menunjukkan contoh hidup hemat dan tidak bermegah-megahan dalam kesehariannya. Sanggupkah pejabat kita berubah? Sedang dalam kenyataannya kapitalisme terus memanjakan mereka dengan fasilitas kekayaan melimpah ruah. Pundi-pundi hadiah mewah diberikan ke kantong-kantong aparat pemerintah. Alih-alih, pejabat menjadi teladan atas kesederhanaannya, yang terjadi justru maraknya pejabat aji mumpung. Mumpung masih menjabat, mengeruk kekayaan tiada puasnya. Menyelundupkan BBM bukti konkritnya. Bukankah itu suatu pertanda, sebagian mental aparat lebih mementingkan melayani bangsa asing dari pada bangsa sendiri? Ironinya, kejadian itu terus berulang-ulang kali menuai bencana berkepanjangan dinegeri tercinta.

Sumber: Duta Masyarakat

Perempuan Shalihah Saat Ini

Setiap perempuan memiliki citra diri. Mereka ingin menjadi perempuan yang baik (shalihah). Perempuan menjadi pasar utama, penikmat kemajuan laju modern. Perempuan juga bisa menjadi korban modernitas, apabila jika tidak mampu berdinamika. Bagaimana ciri-ciri perempuan yang baik itu dalam konteks kekinian?


***


Perempuan Shalihah Saat Ini

Oleh: Najlah Naqiyah


Pesantren Virtual, 2005.
Setiap perempuan memiliki citra diri. Mereka ingin menjadi perempuan yang baik (shalihah). Bagaimana ciri-ciri perempuan yang baik itu dalam konteks kekinian? Pertanyaan itu patut kita jawab seiring dialektika zaman global. Perempuan menjadi pasar penting sebagai penikmat kemajuan laju modern. Perempuan juga bisa menjadi korban modernitas, apabila jika tidak mampu berdinamika.

Kehidupan perempuan mengalami dinamikanya sendiri secara khusus. Dinamika yang berbeda dengan laki-laki. Dari dinamika budaya, perempuan jauh lebih terhegemonik oleh patriarki, diskriminasi dan kekerasan. Dinamika kehidupan modern telah terjadi pergeseran budaya. Mitos-mitos (kepercayaan) perempuan yang mulai longgar. Seperti kawin-cerai bukan merupakan hal yang tabu lagi diperbincangkan. Seiring putaran waktu, banyak media yang mengeksploitasi kehidupan artis distasiun televisi dan surat kabar. Kepercayaan tersebut akhirnya berubah secara samara dan mulai mempengaruhi lingkungan. Sekat-sekat yang dulunya ditutup menjadi terbuka. Pandangan saling bersebrangan antara keyakinan dogma, agama, dan budaya sosial. Tayangan iklan yang membuat citra diri perempuan saling bertentangan. Agama Islam mengajarkan, perempuan selayaknya menutup aurat secara rapat, sedangkan pada saat yang sama, taburan iklan memajangkan perempuan telanjang memamerkan auratnya. Dinamika bertentangan bertarung mempengaruhi citra diri perempuan. Bagaimana mereka akan memperlakukan dirinya? Hanya diri perempuan yang mampu menjawabnya.

Dinamika penghisapan ekonomi kapitalistik menyerang tubuh perempuan. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki perempuan dijadikan lahan bisnis. Aneka produk memanjakan perempuan. Segala model perawatan dan fasilitas untuk tubuh perempuan. Disatu sisi menjadikan perempuan lebih cantik dan nyaman, tapi disisi yang lain menjadi jebakan. Perempuan tertipu pada kejahatan perdagangan manusia (trafficking). Bagaimana modus operandinya? Dengan peneguhan uang, banyak perempuan miskin yang dijual sebagai mesin bisnis prostitusi. Perempuan menjual tubuh dan harga dirinya untuk mengejar materi. Mereka mengukur keindahan tubuhnya dengan pemenuhan materi dan mengabaikan kesucian diri. Praktek trafficking secara terselubung beragam bentuknya, mulai dari eksploitasi tubuh secara paksa, bisnis prostitusi, dan industrialisasi seks.

Apa akibat dari dinamika persaingan global? Sebagian perempuan mengalami kemajuan dan keterbelakangan. Kemajuan berkompetisi lebih sengit. Perempuan yang memiliki seni bergaul dan menguasai jaringan, mendapatkan posisi pekerjaan mapan. Kemajuannya membawa perubahan peran. Semakin tinggi posisi tawarnya, semakin mudah mendapatkan kekuasaan. Peningkatan posisi tawar juga didapatkan diwilayah domestik dan publik. Perannya mengalami perubahan. Bagi keluarga, misalnya; perempuan mengalami perubahan peran yang dulunya cenderung didominasi oleh suami, kini menjadi saling mengisi. Menggunakan musyawarah suami istri dalam mengambil keputusan keluarga. Perempuan berperan sebagai manajer keluarga yang saling berbagi peran antara suami dan istri secara rela (ikhlas). Apa yang terjadi apabila perempuan terbelakang? Perempuan yang terbelakang pada zaman global, akan menjadi korban komersialisasi tubuh perempuan. Contoh, ada suami yang menjadikan istrinya bekerja sebagai pelacur. Maraknya pekerja seks komersial (PSK) akibat kemiskinan merupakan gejala yang muncul dimasyarakat. Trend terkini ialah maraknya perempuan rela menjadi “peliharaan” (wanita idaman laki-laki lain, WIL), untuk memenuhi ekonomi mereka. Pengangguran massal semakin menjadi lingkaran setan yang melahirkan kemiskinan perempuan. Mesin kapitalistik bekerja menjebak perempuan sebagai kerbau konsumerisme. Mereka menjadikan perempuan sebagai penikmat produknya. Iklan-iklan penuh dengan tubuh perempuan secara berlebih-lebihan. Persaingan kosmetik, baju, dan mobil merupakan gengsi yang ditawarkan pada perempuan.

Bagaimana menghadapi penjajahan kapitalisme global? Caranya ialah menjadi perempuan yang baik (mar’atus shalihah). Perempuan baik ialah perempuan yang mampu menjaga diri, keluarga dan masyarakatnya. Perempuan yang mengembangkan diri secara positif dan maksimal. Perempuan yang bisa membawa keluarganya menjadi bahagia bagi diri dan anggota keluarganya serta lingkungannya. Artinya, perempuan yang mampu memainkan peran secara positif, diterima oleh lingkungan dan agamanya. Bagaimana ciri-cirinya? Pertama, perempuan berpendidikan. Pendidikan dalam arti yang luas. Pendidikan yang membawa perubahan bagi pribadi, berbudi luhur, dan berilmu tinggi. Kedua, Memiliki keterampilan yang berguna dalam pekerjaannya. Perempuan yang memiliki skill dan terlatih menjadi tangguh. Mereka tidak mudah larut oleh rayuan iklan kapitalistik. Dengan demikian, perempuan bisa membentengi dirinya dengan kecakapan dalam hidup kesehariannya. Ketiga, Mereka berkarier di ranah publik dan domestik. Mereka sukses didalam keluarga dan dimasyarakat. Keempat, Perempuan terus menerus gigih memperjuangkan keseteraan dan keadilan. Kelima, belajar mengakses teknologi tingkat tinggi. Kelima kecakapan diatas selayaknya terus menerus diupayakan. Jika perempuan telah mengalami pencerahan dalam jangka waktu yang lama, perempuan akan berpotensi bekerja memajukan negeri. Sehingga negeri ini tidak lagi timpang. Karena keduanya, laki-laki dan perempuan mampu mengepakkan sayap secara seimbang, teratur dan setara.

Sumber: Pesantren Virtual

Monday, September 12, 2005

The Inner Rudder: Kunci Sukses Memilih Karier

Titik berat telaah “The inner rudder” adalah bagaimana memunculkan dan mempertahankan suara hati atau kata kati –kesadaran diri paling dalam– menjadi bagian penting dalam setiap keputusan-keputusan karier dan pembinaan seseorang dalam bidang apapun. Proses keputusan karier adalah proses sepanjang hidup. Kecakapan untuk mengelolanya termasuk dalam kecerdasan emosional. Ketika membuat keputusan kata hati atau indera paling dalam tentang apa yang dirasa benar atau salah, penyediaan informasi penting yang semestinya tidak diabaikan, karena dapat membuahkan kebahagiaan atau penyesalan dikemudian hari. Keputusan yang dilakukan oleh seorang dokter yang menginvestasikan modalnya dan beralih profesi mengakibatkan penyesalan adalah bentuk keputusan yang tidak memperhatikan kata hati.

***


The Inner Rudder: Kunci Sukses Memilih Karier

Oleh: Najlah Naqiyah


Duta Masyarakat, 2005.
Titik berat telaah “The inner rudder” adalah bagaimana memunculkan dan mempertahankan suara hati atau kata kati –kesadaran diri paling dalam– menjadi bagian penting dalam setiap keputusan-keputusan karier dan pembinaan seseorang dalam bidang apapun. Proses keputusan karier adalah proses sepanjang hidup. Kecakapan untuk mengelolanya termasuk dalam kecerdasan emosional. Ketika membuat keputusan kata hati atau indera paling dalam tentang apa yang dirasa benar atau salah, penyediaan informasi penting yang semestinya tidak diabaikan, karena dapat membuahkan kebahagiaan atau penyesalan dikemudian hari. Keputusan yang dilakukan oleh seorang dokter yang menginvestasikan modalnya dan beralih profesi mengakibatkan penyesalan adalah bentuk keputusan yang tidak memperhatikan kata hati.

Sementara itu dapat diketahui bahwa keputusan juga dapat dilakukan dengan perkembangan intuitif, tingkat akurasi 80 %. Banyak eksekutif sukses menggunakan intuisi selain menggunakan otak nalarnya dalam mengambil keputusan. Setiap keputusan yang dilakukan oleh eksekutif sukses didasarkan pada kata hati dan pertimbangan otak nalarnya. Bjorn Johansson kepala perusahaan penjaringan eksekutif spesialis pemasok eksekutif-eksekutif kelas kakap keperusahaan penjaringan multinasional menggunakan kata hati dan otak nalarnya dalam memberi rekomendasi kepada eksekutif akan hasil penjaringannya itu untuk dipekerjakan pada perusahaan yang memesannya.

Kemampuan mengindera pesan-pesan dari gudang penyimpanan memori emosi yakni tempat tersimpannya kebijaksanaan dan kearifan yang dipergunakan dalam sehari-hari seperti pengambilan keputusan disebut sebagai kesadaran diri. Goleman menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan keterampilan dasar yang vital untuk tiga kecakapan emosi, seperti:
(1) emotional awarness (kesadaran emosi),
(2) accurate self-assessment (assessmen diri yang akurat),
(3) self-confidence (percaya diri).

Emotional awarness atau kesadaran emosi adalah tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja dan kemampuan menggunakan nilai-nilai kita untuk memandu pembuatan keputusan. Karakteristik kecakapan ini:
(1) tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa,
(2) menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan, perbuat dan katakan,
(3) mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja,
(4) mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran mereka.

Kesadaran seperti ini merupakan pedoman untuk menyesuiakan kinerja kita dengan situasi di lapangan dalam bidang apapun mengelola perasaan yang tidak menentu, mempertahankan motivasi, menyesuaikan diri dengan tepat terhadap perasaan orang-orang sekitar dan mengembangkan keterampilan sosial dalam hubungan kerja termasuk penting bagi kepemimpinan dan kerja sama tim. Kenyataan praktek karier ia harus dikelola karena berpengaruh dalam pencapaian karier seseorang dalam berorganisasi. Temuan-temuan mengenai program-program pelatihan yang dikelola perseorangan ataupun secara lembaga membantu seseorang dapat memperbaiki kinerja seperti terjaganya keputusan-keputusan karier tetap selaras dengan nilai-nilai paling hakiki.

Accurate self-assessment atau assessmen diri yang akurat adalah perasaan tulus tentang kekuatan-kekuatan dan keterbatasan pribadi kita, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki dan kemampuan belajar dari pengalaman. Karakteristik kecakapan ini adalah:
(1) sadar akan kekuatan dan kelemahannya,
(2) menyempatkan diri merenung untuk belajar dari pengalaman,
(3) terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima prespektif yang baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri,
(4) mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan prespektif yang luas. Temuan-temuan kemampuan melakukan assessment diri dengan akurat mengenai sumber daya batiniah, kemampuan dan kelemahan diri menunjukkan bahwa seseorang dengan kecakapan itu dapat melakukan perbaikan terhadap kinerjanya dalam organisasinya.

Self-confidence atau percaya diri adalah keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai dan tujuan kita. Karakteristik kecakapan ini:
(1) berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan keberadaannya,
(2) berani menyuarakan pendapat yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran,
(3) tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan. Temuan-temuan mengenai percaya diri menunjukkan bahwa orang-orang dengan kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri menjadikan dirinya sekses dalam karier.

Goleman (1998) tidak membedakan secara tegas antara kata hati atau indera keenam dengan otak emosi. Ia mencampuradukkan antara kata hati, atau indera keenam dengan otak emosi. Ia menyamakan antara kata hati dengan kecerdasan emosi. Hal ini ditemui dalam penjelasannya mengenai pengaruh kata hati, dan otak nalar, dalam setiap pengambilan keputusan karier yang dilakukan oleh seseorang dalam pemilihan karier, jika ia selalu menggunakannya dengan tepat maka seseorang disebut cerdas emosinya. Kata hati dan otak emosi adalah dua hal berbeda. Dalam berbagai penjelasannya, otak emosi berada berada diotak yang tepatnya di amigdala. Sementara kata hati sangat sulit ditentukan dimana posisinya dalam bagian tubuh kita.

Setiap orang mengalami betapa sulitnya menyelaraskan antara kata hati dengan perasaan dan pikiran. Untuk menyelaraskannya butuh waktu, proses panjang dan niatan seseorang untuk melakukannya. Menurut Rogers, Orang yang sehat adalah orang yang congruence yaitu memiliki kecococokan, keselarasan, kesatuan antara emosi, pikiran dan tingkah lakunya. Sedangkan orang bermasalah adalah orang yang tidak congruence, yaitu adanya pertentangan antara emosi, pikiran dan perilakunya. Orang yang bermasalah akan menyebabkan perpecahan dalam dirinya, menolak kesadaran diri, tidak percaya diri dan kesulitan untuk mengambil keputusan yang tepat bagi hidupnya termasuk proses pemilihan kariernya.

Goleman membuka cakrawala dalam penerapan konseling karier untuk pemilahan karier seseorang. Bagaimana menerapkannya sebagai upaya menggali inner rudder diri masing-masing? Proses konseling yang dibutuhkan bertujuan re-edukasi. Re-eduksi menurut Adler adalah pendidikan ulang yang berisi informasi, mengajar, membimbing, membesarkan hati. Konselor memberikan konseling perlu menciptakan hubungan terapis yaitu bekerjasama, tanggung jawab, membentuk tujuan bersama, melihat kekuatan dan kelemahan diri dan sikap optimis komunikasi. Teknik komunikasi yang dilakukan dengan cara memperhatikan, mendengarkan, identifikasi tujuan dan memberikan empatik. Konselor bisa membantu klien dengan teknik konfrontasi (mempertentangkan) dan mengintegrasikan. Teknik tersebut bisa dilakukan pada konseling individu ataupun kelompok.
(1). Konselor membantu klien mengeksplorasi identitas klien tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan diri, sehingga mengetahui siapa saya, apa tujuan kariernya, hambatan dan upaya apa yang akan dilakukan. Dengan sadar diri, klien akan memahami masalah yang dijumpainya dan memiliki penerimaan yang tulus, terbuka pada pengalamannya serta memiliki prespektif baru mengambil keputusan yang tepat dan sesuai dengan keberadaan diri klein.
(2) Orang yang sadar diri emotional awarness (kesadaran emosi) akan mampu melakukan accurate self-assessment (assessmen diri yang akurat), untuk self-evaluation. Ia mampu menilai akibat-akibat yang ditimbulkan dari emosi yang tidak terkendalikan dalam diri seseorang yang mengakibatkan masalah fisik dan psikis, seperti sakit kepala, nyeri punggung bagian bawah, cemas, depresi sampai yang paling ekstrim yaitu aleksitimia.
(3) Meditasi, odyssey dan refleksi akan sangat berguna untuk meredakan emosi impulsive, kecemasan yang bergejolak dari dalam dirinya.
(4). Memberikan dorongan yang memberi kekuatan mengubah kepercayaan sehingga berani dan percaya diri (self-confidence).

Sumber: Duta Masyarakat