Wednesday, November 16, 2005

Semangat Rekonsiliasi

Ibadah puasa dan hari raya Idul fitri mengandung semangat rekonsiliasi. Semangat lebaran adalah semangat rekonsiliasi. Saling memaafkan antara sesama manusia. Namun bagaimana bentuk rekonsiliasi pemerintah ke rakyatnya? Semestinya pemerintah serius dan berkomitmen kuat menghapus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pemerintah menindak tegas pelaku koruptor yang makan uang rakyat. Pemerintah memperbaiki layanan publik yang mengutamakan kepentingan masyarakat banyak. Rakyat menunggu tegaknya peraturan yang adil sehingga tercipta institusi sosial yang kokoh. Harus berapa lama rakyat harus menunggu dan terus menanti? Jika kesemuanya tidak ada rasa peduli, maka kualitas pribadi tidak kokoh. Rakyat mudah tergoda untuk melakukan pelanggaran, kekerasan dan kesalahan akibat lingkungan yang rusak. Bagiamana agama berbicara tentang rekonsiliasi?

***


Semangat Rekonsiliasi

Oleh : Najlah Naqiyah


Ibadah puasa dan hari raya Idul fitri mengandung semangat rekonsiliasi. Semangat lebaran adalah semangat rekonsiliasi. Saling memaafkan antara sesama manusia. Namun bagaimana bentuk rekonsiliasi pemerintah ke rakyatnya? Semestinya pemerintah serius dan berkomitmen kuat menghapus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pemerintah menindak tegas pelaku koruptor yang makan uang rakyat. Pemerintah memperbaiki layanan publik yang mengutamakan kepentingan masyarakat banyak. Rakyat menunggu tegaknya peraturan yang adil sehingga tercipta institusi sosial yang kokoh. Harus berapa lama rakyat harus menunggu dan terus menanti? Jika kesemuanya tidak ada rasa peduli, maka kualitas pribadi tidak kokoh. Rakyat mudah tergoda untuk melakukan pelanggaran, kekerasan dan kesalahan akibat lingkungan yang rusak. Bagiamana agama berbicara tentang rekonsiliasi?

Ibadah puasa dan lebaran merupakan perjalanan spritualisme pribadi. Ibadah puasa dan lebaran adalah serangkaian aktivitas relegius melatih orang sabar, menahan diri dan menepati waktu, disiplin dan komitmen kuat melakukan tugas-tugas kewajiban. Sedangkan, tradisi lebaran, bernilai fitrah. Setiap insan membuka hati dan saling memaafkan. Tradisi puasa dan lebaran meningkatkan kualitas individu agar saling menghargai sesamanya. Puasa dan lebaran membentuk kualitas individu lebih baik. Namun demikian, dampak spritulistas tersebut tidak tumbuh apabila tidak disertai dengan institusi sosial dan pemerintah yang baik.

Bagiamana indikasi keretakan institusi sosial masyarakat? indikasi yang paling kuat ialah lemahnya peraturan yang ditaati oelh masyarakat. Masyarakat banyak yang acuh tak acuh ke peraturan daerah, karena tidak ada contoh yang baik dari aparat pemerintah daerah. Bagaimana mungkin rakyat akan taat ke peraturan, sedangkan pembuat peraturannya melanggar? Bagaimana rakyat bisa percaya terhadap kinerja aparatur hukum, sedang pembuat hukum terlibat kasus korupsi dan kolusi serta suap? Bagaimana rakyat bisa taat kepada pemerintah, jika pejabatnya selalu menuntut kenaikan tunjangan dan gaji terus menerus dari uang rakyat?

Indikasi keretakan sosial nampak dari gejala hedonistic meal . banyak sindrom budaya konsumtif ini menggejala ditataran petinggi dan penguasa. Bukti konkrinya ialah, sumber daya alam indonesia yang kaya, tetapi rakyatnya mayoritas miskin. Lalu siapa yang memanfaatkan sumber daya alam yang kaya itu ? hanya segelintir orang yang menjadi penikmat dan mengeruk keuntungan. Dan segelintir orang pula yang mengidap penyakit hidonostic meal. Bagaimana gejala orang yang terjangkit hidonostic meal? yaitu orang yang terus menerus berpikir untuk berbelanja secara berlebih-lebihan. Misalnya, selalu berpikir untuk mengejar merek terbaru setiap waktu. Misalnya, orang yang pikirannya selalu terpenuhi untuk mengejar model mobil terbaru, rumah, hp dan barang mewahnya setiap minggu. Jika mental ini telah menjalar pada pribadi yang memiliki kuasa, maka akan sulit bangsa ini mencapai institusi sosial yang setara, adil dan beradab. Berapapun kekayaan negara akan habis untuk belanja secara konsumtif.

Bagaimana menumbuhkan semangat rekonsiliasi rakyat dan pemerintah? Pertama, Merekatkan kembali institusi sosial. Institusi sosial yang tercerai berai telah nampak ditingkat desa. Kasus ketidakadilan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT), membuat rakyat tidak percaya pada aparat desa. Kekerasan, ketidakpedulian warga terhadap kebijakan aparat, adalah indikasi nyata cerai berainya kelompok sosial dilapisan bawah. Cara merekatkan kembali dengan itikad baik pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pemerintah membuktikan keberpihakannya ke masyarakat miskin. Aparat desa hendaknya mendata penerima BLT secara adil, mengutamakan orang-orang yang miskin, bukan keluarga dekatnya. Aparat desa hendaknya menanam kembali rasa percaya masyarakat dengan menyampaikan amanat kepada orang-orang yang berhak. Bukti akan terwujud apabila ada rasa percaya rakyat kepada pemerintah. Rasa percaya bisa hadir apabila pemerintah memberikan kesejahteraan yang sungguh-sungguh bagi masyarakat miskin.

Kedua, Rekonsiliasi bangsa dilakukan dengan penegakan hukum yang memberi rasa keadilan bagi masyarakat. Penghapusan hukum bagi penguasa hanya akan membuat rakyat kecewa dan sengsara. Penegakan hukum bagi aparat yang bersalah harus ditegakkan. Tidak ada jalan lain, kecuali mengusut tuntas pelaku korupsi yang telah menghabiskan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya.

No comments: