Wednesday, November 16, 2005

Negeri Perempuan


Kemenangan pemilihan umum presiden di salah satu negeri Afrika, Liberia, diraih oleh perempuan besi “Ellen Jhonson Sirleaf”. Kemenangan presiden perempuan pertama di Afrika ini layaknya negeri impian perempuan. Sir Leaf sebagai perempuan punya impian untuk mengatur Afrika melalui kebijakannya. Semangat dan keberaniannya berhasil mengalahkan saingan presiden sebelumnya. Kemenangan ini menjungkir balikkan tradisi Afrika yang patriarkhi menuju egaliter. Sebelumnya, pemilihan presiden perempuan pro kontra karena dominasi patriarkhi. Dengan kemenangan ini, perempuan telah menerobos pintu kekuasaan presiden.Bagaimana kita membaca kemenangan ini?

***


Negeri Perempuan

Oleh : Najlah Naqiyah


Kemenangan pemilihan umum presiden salah satu negeri di Afrika, Liberia, diraih oleh perempuan besi “Ellen Jhonson Sirleaf”. Kemenangan presiden perempuan pertama di Afrika layaknya negeri impian perempuan. Sir Leaf sebagai perempuan punya impian untuk mengatur Afrika melalui kebijakannya. Semangat dan keberaniannya berhasil mengalahkan saingan presiden sebelumnya. Kemenangan ini menjungkir balikkan tradisi Afrika yang patriarkhi menuju egaliter. Sebelumnya, pemilihan presiden perempuan pro kontra karena dominasi patriarkhi. Dengan kemenangan ini, perempuan telah menerobos pintu kekuasaan presiden. Kepentingan perempuan akan tersuarakan melalui kebijakan dari tangan seorang perempuan. Terlebih, sejarah Afrika, banyak anak-anak dan perempuan bernasib miskin, kelaparan dan menderita. Dengan dipilihnya perempuan sebagai presiden membawa perubahan nasib perempuan Afrika. Misalnya kepentingan kesehatan bagi ibu-ibu yang melahirkan perlu dilindungi oleh negeri secara layak. Kesempatan memperoleh hak-hak reproduksi bagi perempuan lebih diperhatikan. Presiden perempuan mengetahui persis bagaimana kebutuhan ibu melahirkan, maka ia akan menyuarakan kepentingan banyak perempuan.

Perempuan yang ada di level kekuasaan selayaknya membawa kepentingan perempuan dalam wilayah publik. Apa saja kepentingan perempuan itu ? kepentingan kesehatan, akses informasi dan jaringan kekuasaan serta kepentingan pendidikan. Kepentingan tersebut akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Bagaiamana cara meraihnya ? tentu dilakukan oleh pengambil kebijakan untuk melibatkan sebanyak mungkin kaum perempuan yang berkualitas dalam segala bidang pemerintahan. Baik bidang hokum, ekonomi dan sosial serta keamanan. Perempuan perlu banyak terlibat mengisi pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan talenta yang berkembang.

Perempuan “tiang negara” atau “tiang listrik”?

Perempuan bisa menjadi “tiang negeri” atau “tiang listrik”. Sebagai tiang negeri, maka perempuan menjadi penyangga bagi kekuatan negeri. Jika penyangga kokoh dan kuat, maka negeri berdiri kokoh. Sebaliknya apabila penyangganya lemah dan rapuh, maka negeri akan menjadi miskin dan tidak berdaya. Perempuan tiang negeri akan berfungsi sebagai perempuan yang berani membela kepentingan perempuan, dan kepentingan masyarakat dengan adil. Perempuan yang berkarakter dan bekerja keras untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan. Sebaliknya apabila perempuan hanya sebagai tiang listrik, adalah perempuan yang selalu tidak puas dengan dirinya. Perempuan bergaya konsumtif dan memaksa suaminya untuk melakukan korupsi agar kemewahan hidup tercapai dengan cara mudah. Perempuan “tiang listrik” ini hanya mengobarkan kerakusan dan ketamakan bagi negeri. Perempuan yang menghasut dan menjilat untuk kepentingan diri sendiri. Jika menilik realitas sekarang. Lebih banyak mana perempuan yang berfngsi sebagai “tiang negara” atau “tiang listrik”? perempuan yang baik tentu berperan sebagai perempuan yang menjaga martabat diri dan keluarga serta masyarakat. Sebaliknya perempuan yang jahat, akan menumbuhkan rasa kekerasan pada sekelilingnya. Perempuan yang suka marah dan memukul anak-anaknya, perempuan yang culas memeras, memaksa orang lain untuk melakukan korupsi, kolusi dan pelecehan seksual serta pembunuhan.

Perempuan secara budaya berjalan tertatih-tatih dan terhalang oleh kokohnya tradisi. Tradisi perempuan yang terhempas oleh kenyataan bertaburan diberbagai belahan negeri. Di daerah memiliki cerita rakyat yang identik dengan poligami, perempuan rumah dan terbelakang, serta perempuan dikorbankan. Cerita raja-raja dengan ratusan selir perempuan, adalah kenyataan yang sangat pahit. Cerita itu terus menerus bergulir sebagai pembenaran dari laki-laki yang berpoligami. Kartini yang tidak mampu melawan poligami dan meninggal karena melahirkan adalah bentuk sejarah beratnya perempuan menanggung hidup. Dilaju modernisme, perempuan diperjual belikan berkedok kejahatan international, sebagai kurir narkoba, pemuas nafsu dan bisnis prostitusi. Berbagai tradisi selalu berganti dan membengkus ketidak adilan dengan kemewahan perempuan yang menyakitkan. Seperti nasip perempuan kupu-kupu malam, yang menangis dalam senyuman laki-laki hidung belang. Mereka bergelimang tempat mewah dalam keterpasungan. Ditengah keterpasungan tradisi yang mengusung perempuan sebagai ikon yang dijungkir balikkan, perlu sikap kritis dari elemen perempuan sendiri dan kalangan pemerhati perempuan. Sikap kritis irtu ditunjukkan dengan memperjuangkan harapan bagi negeri impian perempuan. Negeri yang diangankan oleh banyak perempuan.

Negeri perempuan adalah sebuah impian, dimana suatu negeri yang menegakkan prisip egaliter antara laki-laki dan perempuan. Negeri yang memiliki budaya memberikan kesempatan perempuan untuk berusaha dan bekerja keras secara maksimal. Negeri yang melayani perempuan untuk bersekolah dan berpengetahuan. Negeri yang membebaskan perempuan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Negeri yang berbudaya dan berbudi. Untuk mencapai negeri impian perempuan, ada beberapa cara:
Pertama, perempuan perlu mengambil tradisi klasik yang baik, seperti peran perempuan sebagai ibu yang mendidik anak-anak secara kasih dan saying dipertegas kembali. Pengasuhan ditangan ibu kandung perempuan akan lebih bisa mempersiapkan perempuan ang percaya diri dan belas asih. Penegasan tradisi yang baik perlu terus disuarakan, agar tidak pudar oleh arus yang menghambat perempuan untuk berperan sebagai ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Kedua, perempuan perlu belajar berani, menghilangkan sikap ragu-ragu dan diam. Karena diam dan membiarkan ketidakadilan bagi dirinya adalah menambah penderitaan. Perempuan yang terlalu diam dan pasif akan represif. Perempuan menekan segala keinginan seperti layaknya api dalam sekam. Perempuan siap meledak dan membakar dirinya sendiri dengan kesakitan dan luka. Dengan berani mengambil resiko pilihan hidupnya, perempuan telah memilih bersikap arif untuk kemajuan dirinya. Sebaliknya, terlalu berpikir negative dan berprasngka buruk akan menghambat karier perempuan.

Ketiga, negeri perempuan perlu dihadirkan dalam setiap relung hati perempuan masing-masing. Setiap perempuan perlu meraih impiannya dan mempunyai jalan hidup sesuai hati nuraninta. Akhirnya negeri perempuan ada disetiap relung diri perempuan untuk maju. Meraih keadilan dan memperjuangkan kebenaran hidup manusia seluruhnya.

5 comments:

Anonymous said...

goood terus berkarya mbak...semoga sukses luluvikar.blogspot.com

Hadi said...

bagus, qw juga seneng baca blognya..

Anonymous said...

aku ingin belajar banyak dr Mbak yang sangat concern trhdp wanita,,

-reena-

Anonymous said...

impress me more ...

streetcar79@yahoo.com

yanmaneee said...

yeezys
adidas superstar
nike air max 270
off white clothing
hermes online
supreme clothing
kevin durant shoes
air max 270
hermes birkin
coach bags