Tuesday, February 22, 2005

TKI dan Pendidikan

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Jawa Timur (Jatim) memasukkan pengiriman uang (remittance) mencapai 3 triliun rupiah. Jumlah itu melebihi PAD (pendapatan asli daerah) yang hanya 2.1 triliun. Jumlah ini dikemukakan oleh Fahmi Idris saat menghadiri HUT ke-32 Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Sidoarjo (Surya, 21 Pebruari 2005). Fahmi juga mengemukakan bahwa angkatan kerja di Jatim sudah mencapai 17 juta jiwa atau 50% dari jumlah penduduk Jatim dengan tingkat pengangguran mendekati 7% atau sekitar 1 juta jiwa. Menurutnya, TKI mempunyai kesempatan yang baik dengan cara legal. Kebijakan pelayanan satu atap dengan 11 titik diharapkan akan memudahkan pengurusan dokumen yang murah, cepat dan semakin longgar ke luar negeri. Benarkah TKI hanya bermasalah pada dokemen semata? Apakah setelah mereka mendapatkan dokumen, kekerasan tidak akan terjadi lagi? Apakah legal sama dengan berdokumen resmi? Apakah blunder TKI adalah akibat pendidikan yang tidak bermutu?

Desakan Malaysia kepada pemerintah Indonesia dengan mengusir TKI, semestinya kita ambil makna di balik pengusiran tersebut. Jika mencermati upaya Badawi untuk memaksa para TKI pulang ke Indonesia, bukan semata karena mereka tidak berdokumen, tetapi keresahan dari negeri Jiran itu dugaan adanya penghisapan kekayaan Malaysia. Biaya 1.3 juta TKI di Malaysia merupakan beban bagi negara tersebut, kemudian uang yang terkirim ke Indonesia setiap bulan berjumlah besar. Jumlah 3 trilun satu tahun, melebihi ongkos dari biaya PAD. Penghisapan kekayaan Malaysia itu sebenarnya harus ditangkap sebagai isu untuk mengusir TKI yang sudah overload membanjiri negeri Jiran. Membaca pesan yang ada dibalik operasi nasehat sebenarnya memperingatkan kepada pemerintah untuk mengurus rakyatnya sendiri secara serius. Apakah selama ini pemerintah kita sudah sungguh-sungguh mengurus rakyat? Jika pemerintah serius tentu akan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat, menaikkan upah kerja, menegakkan hukum yang adil.

Ada kepentingan yang jauh harus bisa ditangkap maknanya oleh pemerintah RI. Apabila pemerintah salah merespon kebijakan Malaysia, dengan memberikan kemudahan kerja berdokumen sama artinya mengantarkan rakyat bunuh diri di negeri orang. Jika kemudian pembacaan pesan itu hanya diartikan secara separatis seperti memberikan pelayanan dokumen agar menjadi legal secara instant, maka akan menimbulkan ekses baru berupa kekerasan yang berlipat pada TKI sekembalinya bekerja di Malaysia. Pelegalan dokumen secara massal dan melepaskan lagi TKI ke Malaysia untuk di cambuk dan dipenjara penuh siksa. Tuduhan-tuduhan negatif akan lebih menyakiti para TKI, misalnya kecaman melarikan uang majikan, menjarah, membuat onar dan sentimen yang lain akan memarakkan para TKI jika perangkat hukumnya belum juga disepakati oleh kedua negara.

Selama ini, Kita terlalu mementingkan label dan menghilangkan substansi. Latah menggunakan istilah legal dan ilegal sebatas dokumen, yang berisi dokumen visa, paspor, dan perjanjian kontrak kerja diatas buku kecil. Label buku bisa dibeli dan dipalsu. Dengan kecanggihan teknologi, semua buku bisa direkayasa menjadi sangat mirip oleh organisasi kejahatan kemanusiaan. Pada zaman tanpa batas ruang, Teknologi digital mampu melakukan pemalsuan semua bentuk dokumen. Segala sesuatu bisa saja memanipulasi label demi kepentingan uang. Bukan hal yang sulit meniru, menjiplak dokumen sekecil itu dengan sangat mirip. Akibatnya, TKI nanti akan kembali diperkarakan dengan lebih keras karena terjadi eksodus ke luar negeri secara besar-besaran.

Padahal pengertian legal tidak hanya pada buku dokumen saja. Banyak celah yang menjerumuskan para TKI berdokumen resmi pada kekerasan, apabila pelayanan dan perlindungan tidak diperbaiki. Perbedaan antara legal dan ilegal sangat tipis selama ini. Para tekong mudah sekali memalsu dokumen TKI dengan sangat mirip bahkan nyaris tidak terditeksi. Apabila dokumen tersebut dikelola dalam satu atap dengan alasan mempermudah para TKI mengurusnya. Alih-alih pelayanan satu atap mempermudah TKI, justru akan menjerumuskan mereka dalam sumber kekerasan baru yang menyedihkan.

Mengingat blundernya persoalan dunia kerja bagi rakyat Indonesia cerminan hasil pendidikan. Nasib pendidikan mereka yang masih belum jelas kemana arah kerjanya. Pemerintah perlu melakukan peletakan visi pendidikan bagi laju perkembangan Indonesia kedepan. Dengan peningkatan pendidikan diharapkan akan terpenuhi kehidupan mandiri, independent yang mampu bekerja membangun negeri sendiri secara bermartabat. Pada jangka panjang, perlu secepatnya memfokuskan pada pendidikan kontekstual. Bangsa Indonesia secepatnya menyediakan kebutuhan kerja yang layak dengan upah yang standar bagi rakyatnya. Apabila lapangan kerja tidak ada, maka masyarakat akan tetap memilih jalan untuk eksodus ke negeri tetangga untuk mengais uang dari keringat mereka. Tentu jangka panjang pemerintah harus mampu menjawab kebutuhan kerja melalui pendidikan kontekstual. Pendidikan yang bisa diaplikasikan pada kehidupan. Aplikasi pada dunia kerja. Sekarang sekolah telah terjadi gap yaitu antara pelajaran di sekolah dengan kebutuhan di lingkungan. Ada ketidaksingkronan antara harapan dan kenyataan. Gap yang dimaksud adalah problem yang menyelimuti pendidikan. Pendidikan yang diharapkan sebagai tumpuan hidup dimasa depan agar lebih baik, belum terjamin perolehan pekerjaan. Ketidakcocokan antara mata pelajaran di sekolah dengan kebutuhan kerja di masyarakat.

Sekolah mengalami penyempitan makna pendidikan menjadi semacam acara hapalan yang menekankan pada kemampuan bahasa. Bahkan apabila diperhatikan hanya pada kemampuan kata-kata semata.implikasi dari penekanan pada bahasa, anak menjadi hipokrit. Penghapal teori dan wacana tanpa mampu melakukan praksis dalam lingkungannya. Anak lebih dihargai apabila memperoleh prestasi atau rangking satu di kelas, dari pada anak yang punya prestasi dibidang gerak, seperti juara seni, gambar, olahraga. Kalau melihat dari beragamnya kecerdasan, manusia dihiasi oleh kecerdasan yang berlipat-lipat. Setiap orang dilahirkan cerdas. Bisa jadi kecerdasan yang dimiliki berbeda antara satu dengan yang lain. Satu sisi, anak lebih berbakat dibidang gerak, sedang pada sisi yang lain ada anak yang mahir pada bidang pengenalan emosi orang lain. Anak tidak bisa dipaksa untuk mempunyai kecerdasan bahasa semuanya. Sedangkan kemampuan yang lain dimanipulasi dan didiamkan sehingga mati dan tidak berkembang.

Sekarang, tuntutan pada substansi menjadi sebuah pertaruhan kehormatan bangsa. Jika pemerintah masih terus saja mementingkan label tanpa memperhatikan kualitas pelayanan publik untuk mensejahterakan rakyat, tentu akan menghantarkan rakyat hanya menjadi kuli-kuli TKI yang dihajar dan diusir oleh bangsa lain. Semoga laju kesederhanaan akan memperindah Indonesia pada kualitas masyarakat yang lebih terhormat dan disegani bangsa-bangsa lain. Semoga.

6 comments:

Anonymous said...

From: Fathonah K. Daud
Date: Tue Feb 22, 2005 11:07 am
Subject: Re: [kmnu2000] GAP : TKI



Mb' Ena, pa kabar?

Idea yg bagus, terutama ttg pemerintah harus serius akan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, bukan hanya itu termasuk, menaikkan upah kerja/gaji buruh yang lebih sesuai dengan tanpa ada bias gender, menegakkan hokum yang adil.

Mb', masak iya ada keresahan dari negeri Jiran kita, Malaysia akan
"penghisapan kekayaan" mereka? Lha kalau tidak orang luar yang bekerja
disana, apa mereka [rakyat Malay] sanggup menangai pembangunan negara mereka sendiri? siapa yang bangun KLCC [menara kembar petronas], siapa yang membangun n melestarikan Putrajaya? siapa yang membangun rel estate disana?
Mereka [Malay] hanya sanggup meyediakan dananya aja lho! Justru kedatangan TKI kita itu menambah dan menghidupkan ekonomi Malaysia! Malaysia dapat menikmati pembangunan yang sekarang ini tetntu tidak lepas dari jerih payah
warga kita yang menjadi pekerja di Malay.

Coba deh perhatikan jumlah mereka [TKI] ini yang memang cukup besar berada di Malaysia: sekitar 1,2 juta orang Indo sebagai pekerja di Malay [mungkin bisa saja lebih, belum ditambah para pelajarnya], inilah saya kira yang menjadi target Pemerintah Malaysia adalah pemulangan massal buruh migran
undocumented aja, sebagian besar mereka ini (sekitar 800.000 orang Indo, jumlah itu belum ditambah jumlah buruh migran ilegal dari negara2 seperti Philipin, Banglades, India dll, Bayangkan berapa jumlahnya jika mereka ini
semakin bertambah, untuk sementara ini ada yang mengatakan sekitar 1,5
pekerja ilegal, tentu tidak mustahil suatu ketik ananti akan melebihi populasi penduduk asal). Dari jumlah ini, baru sekitar 250.000 TKI undocumented di antaranya pulang selama masa amnesti, setelah tiga kali
ditunda, diantaranya karena terkendala adanya Tsunami, maka dalam bulan Februari 2005 ini deportasi massal akan benar-benar dilakukan, insyaallah terakhir tgl 28 ini.

Namun sekitar lebih dari 500.000 masih bertahan di Malaysia. Mereka inilah yang menjadi sasaran operasi penangkapan dan pemulangan paksa Pemerintah Malaysia. diantara alasan TKI ilegal yg masih tinggal n bertahan di Malaysia adalah karena mo menunggu gaji yang belum kunjung diberikan oleh majikan masing2, mayoritas mereka yang bekerja di real estate [kuli bangunan].

Mengenai hal ini Presiden kita, SBY, sudah memberikan aspirasinya dan memohon kepada pihak kerajaan Malay untuk memberikan hukuman kepada mereka/majikan yang tidak memberikan gaji ini.

Salam maniz,
Fath




http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/message/16413

Anonymous said...

From: Ena Nakiah
Date: Tue Feb 22, 2005 12:20 pm
Subject: Re: [kmnu2000] GAP : TKI


Fathonah,
TKI kita memang bisa membantu membangun Malaysia pada satu sisi, tetapi disisi lain juga khawatir jumlah TKI ilegal melebihi penduduk asal Malay.
he..he..he... delematis bukan????

Saya melihat isue TKI harus dikerjakan secara holistik. Mengenai dokumen, kontrak kerja, pelayanan hukum yang melindungi TKI, dan banyak hal. Tetapi saya
belum melihat keseriusan pemerintah bersungguh-sungguh merovery hal itu. Coba saja, pelayanan satu atap dengan 11 titik kemudian dianggap selesai. Contoh, ketika mereka berduyun-duyun datang dari tanjung perak, para TKI di berikan uang
saku 25.000 untuk kembali ke daerah asal. Belum sampai mereka bergembira, sekejab kemudian di luar sudah dihadang preman angkutan yang memaksa mereka
harus menyerahkan uang tersebut tanpa tesisa sebagai ongkos. Dan petugas beralih tidak tahu menahu. Cukupkah seperti itu menjadi jalan keluar ???? Itu yang terjadi dilapangan baik di surabaya, di NTB. Dan hal itu menjadi sesuatu berita biasa, sangat biasa di TV kita. Sepertinya TKI harus mengalami nasib kekerasan
dan harus memikul nasibnya sendirian.

Kalau pemerintah sadar bahwa TKI butuh keselamatan, tentunya tidak bersikap reaktif dengan penyelesaian lembaga satu atap saja. Justru perihal kontrak kerja
dengan majikan dan pola rekruitmen, penempatan menjadi fokus programing recovery
TKI dalam pertemuan 1 Maret nanti antara SBY dan Badawi. Bagaimana MOU itu rancang dan diaplikasikan ?

Salam,
ENA


http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/message/16414

Anonymous said...

From: Fathonah K. Daud
Date: Thu Feb 24, 2005 7:17 am
Subject: Re: [kmnu2000] GAP : TKI


Ya...saya sepakat opini diatas itu. dan bukan mereka resah akan penghisapan kekayaannya kan, mb' Ena?


Ya, mb' Ena. Betul, pemerintah kita tidak [atau belum]serius dalam menangani TKI,termasuk lamban dalan merespon isu-isu kasus dan kurang memberikan
perlindungan pada nasib mereka.

Masalah birokrasi dengan segudang 'embel2' mengakibatkan biaya TKI amat tinggi. ditambah 'CALO' dlm negeri dgn pemotongan biaya ini-itu, bahkan tak jarang ada penipuan, misal: para TKI sudah membayar sekian juta ke suatu PT,tapi tidak diberangkatkan [seperti kasus 300 Orang Calon TKI Ditipu Oleh PT.
Andalan Mitra Prestasi] atau terkadang hanya dikasih pasport travel. Mengakibatkan para buruh migran kita menempoh jalan singkat meskipun harus menanggung resiko alias ilegal= yang penting biaya murah.

Belum lagi eksodus TKI yang dimanfaatkan oleh nstansi2
di Malay dengan janji2 manis, tapi masalah gaji tidak mendapat perhatian. Terlebih bagi TKW,ujung2nya diperbudak untuk pekerja komersial murahan....trafficking, Aduuuh ngelus dodo mba' kasihan!

Berdasar kasus-kasus buruh migran undocumented @ Malaysia, diantaranya karena adanya ketentuan tentang kewenangan majikan yang memegang paspor TKI/TKW kita (berdasar MOU), menyebabkan dokumen kerja buruh migran tersandera. Kondisi ini menyebabkan posisi buruh
migran tersubordinat terhadap majikan, seperti yang
dilaporkan oleh Migrant care di Kompas baru2 ini [cmiiw].

Mba'..yang menjadi masalah itu sebagian [kecil] para TKI kita, untuk tidak menyatakan mayoritas, tidak pandai menjaga diri n nama bangsa sendiri. Akibatnya merusak image n citra bangsa kita dimata
warga Malaysia. Ini bukan hal menstigmasi buruh migran kita, tapi fakta! Sehingga tidak jarang kita temukan hal-hal yang semestinya tidak kita ingini itu
muncul kepermukaan, bahkan yang muncul itu tidak manusiawi. Ya...lihat aja contoh dari
kasus2 penganiayaan PRT. Ini kan berawal dari semua itu, yakni memandang rendah warga Indo. kemudian TKW kita di bentak2, di kasih makanan basi/bekas, kerja
non stop tanpa libur, tidak digaji, dituduh ini-itu, dianggap matre dan wanita "gatal" dll, tak jarang berakhir dengan penculikan anak majikan/pembunuhan majikan, untuk pelampiasan kemarahannya.

Tapi ingat itu tidak semua majikan di Malay begitu lho! ada juga kok yang baik, bahkan baik banget sampe
diajak umrah dll.

Any way makasih n itu dulu

Salam,
F4th

http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/message/16440

Anonymous said...

From: Aliyah de Sastra
Date: Thu Feb 24, 2005 9:31 am
Subject: Re: [kmnu2000] GAP : TKI


Ikutan nambah..
Emang apa yang dilontarkan oleh mbak fath atau mbak ena (maaf, saya belum kenal, tapi saya sudah sering baca postingannya di milist ini), adalah benar dan itulah
yang terlihat secara kasat mata. Yang namanya pemerintah sih, taunya kan dari dulu emang cuma nandatangani MoU antara lembaga negara itu aja tanpa melihat
langsung apa yang sebenarnya dialami oleh para TKW/TKI kita. Seperti ketika pak presiden kita dan para rombongan menteri berkunjung ke Malay 14 Februari
kemarin, yang bisa berdialog dengan mereka kan para TKI yang sebenarnya nggak ada masalah, artinya mereka adalah pemegang IC (KTP) penduduk tetap ataupun
permit resmi. Maka yang dibicarakan dan yang didengar masih belum menyentuh terhadap penyelesaian masalah-masalah grassroot.

Permasalahan TKW adalah sebuah permasalahan yang sudah menjadi mata rantai yang sulit untuk diputus. Yakni, antara PJTKI di Indonesia dengan berbagai
calo-calonya, juga agen-agen penyaluran TKW di negara yang akan dijadikan tempat bekerja, pemerintah dan banyak lagi yang terlibat didalamnya.

Suatu ketika saya pernah ngobrol dengan para TKW kita yang ditampung di KBRI Malay, ketika saya tanya mengapa sih harus pergi ke Malaysia sementara di desa
pun banyak pekerjaan? Mayoritas jawaban dari mereka adalah karena mereka tidak sanggup harus hidup dengan bertetangga yang punya mobil mewah dan rumah yang
besar. Artinya, mereka, TKW tersebut juga pengin seperti mereka yang juga karena bekerja di Malaysia bisa hidup serba mewah. Mereka, para TKW sampai harus
berpisah dengan anak dan suaminya demi gengsi, persaingan hidup yang begitu ketat dan juga kerana gaya hidup yang glamour.

Nah, ternyata dari sekian TKW bermasalah tersebut, mayoritas dari mereka adalah tingkat pendidikannya rendah bahkan ada loh yang nggak bisa membaca apalagi
menulis. Dan ada juga yang usianya udah diatas 60-an tahun pun masih ada yang jadi TKW.

Saya nggak bisa bayangin, bagaimana mereka bisa senekat itu pergi ke negeri orang lain dengan tidak berbekal pengetahuan tentang sosio budaya negara tersebut. Maka dari itu saya sih berharap aja mudah2an ada yang bisa nyalurin ke
lemabaga yang menjadi control bagi PJTKI di Ind, yang seharusnya lebih selektif dalam menyalurkan para TKW/ TKI kita ke luar negeri. Artinya syarat-syarat wajib
seperti harus bisa membaca dan menulis itu juga harus dijadikan pertimbangan dong, jangan hanya mikir yang penting untung dan dapat duit lalau kita jual
saudara2 kita. Na'udzubillah. Selain itu juga mesti dijelasin model kerja itu seperti apa dan bagaimana kontrak kerja dan lain sebagainya.

Selain itu juga, informasi melalui media harus terus diberikan kepada masyarakat kita agar tidak mudah tergiur dengan apa yang banyak dijanjikan oleh para Calo
ataupun yang sejenisnya terhadap sesuatu yang enak2 aja di luar negri itu. Pokoknya ngeri banget deh, liat para TKW kita apalagi yang di Malaysia ini. Mulai dari yang korban trafficking, aborsi, penderaan dan lain-lain...

Sekian dulu n nanti disambung lagi

Alia.


http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/message/16447

Anonymous said...

ikutan nimbrung nih meski belum kenal ma mba' mba' yang pintar.
kebetulan dulu aku pernah jadi tkw and dari pengalaman aku,emang semenjak perekrutan pertama kali oleh sponsor desa smpai akhirnya ke agent diluar negeri,tak pernah sedikitpun kita dibekali pengetahuan tentang negara yg akan kita kunjungi,bahkan mereka tidak memperlihatkan satu surat kontrak pun kepada kita,bukannya kita takut nanya,tapi bayangkan bila sebelumnya kamu belum mengerti dunia luar,baru lulus sma,lalu pergi kepenampungan yg tak pernah diijinkan menengok dunia luar,tentu saja kamu akan menurut.
sebenarnya dari awal para tki atau tkw udah menderita lahir dan bathin,mereka sudah diperas jerih payahnya oleh orang orang yg berperut gendut dan berlagak sombong.sebelum mereka bisa keluar negeri kita harus berada dipenampungan yg persis kayak penjara,diperlakukan secara enggak manusiawi.dan tak bisa berhubungan dengan dunia luar dan pemerintah pun menutup mata tentang itu.pokoknya pemerintah kita,agent pjtki,calo itulah lintah darat yg siap menghisap darah dari setiap tkw or tki yg pergi bekerja keluar negeri....bagi mereka menjual rakyatnya sudah biasa..mereka tak perduli apakah rakyat nya pintar atau enggak selama rakyatnya bisa menghasilkan duit buat mereka.ahh ..aku jadi iri ama philipina...buat mba' mba' yang pintar lagi terpelajar...sumbangkanlah pengetahuan mba' mba' tentang apa yg mba' ketahui kepada perempuan perempuan desa yg ingin bekerja keluar negeri, bantulah mereka selagi masih didalam negeri walau kadang kala memberi pengetahuan kepada mereka sulit..aku yakin ini sedikit banyak akan membantu mereka mengenal negeri yg akan dikunjungi...oiya aku akan sangat suka berkenalan sama mba' mba' ini kalo boleh loh...contact aja ke jolie2live@yahoo.com...thanks

yanmaneee said...

nike sneakers for women
balenciaga
lebron james shoes
coach factory outlet
balenciaga shoes
moncler outlet
hermes
golden goose
cheap jordans
birkin bag