Saturday, February 15, 2003

Islam Agama Pembela

Tidak adanya pertautan antara prilaku dan moral sosial adalah titik perhatian setiap agama. Pemeluk agama akan mengalami kebingungan dalam memecahkan realitas kaku bernuansa egoisme di tengah masyarakat. Sikap peka dan mau menolong pada penderitaan kaum lemah, pada kaum pemeluk agama, terasa sangat tipis. Megawati pada hari pangan sedunia, Roma, Juni 2002, menegaskan: anak-anak terlantar dan orang miskin berjumlah 50 juta jiwa. Jumlah tersebut terus merangkak seiring dengan krisis yang semakin mengenaskan. Pengangguran mencapai 45 juta jiwa. Kendati diucapkan oleh Megawati, Presiden dan Kepala Pemerintahan Indonesia, apa yang pemerintahnya perbuat? Kemiskinan di negeri ini seolah-olah dipelihara.

Korban kemiskinan tersistem yang meraja-lela ini adalah kaum ibu, perempuan, serta anak-anak. Banyaknya para suami yang di PHK membuat kaum ibu membanting tulang untuk turut bekerja demi memenuhi kebutuhan anak-anak dan domestik. Kebijakan pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi melalui industri, menyeret perempuan masuk ke dalam sektor pabrik dengan upah sangat rendah, dan tanpa mendapatkan tunjangan keluarga. Karena perempuan dihitung sebagai satu orang, walaupun mempunyai suami dan anak-anak. Perempuan juga rentan terhadap PHK sepihak pihak pabrik. Keterbatasan juga menambahkan kesulitan perempuan: hamil, cuti haid, dan mendekati pensiun. Sebab-sebab diatas, perempuan seperti hidup tanpa pembelaan.

Ada kesenjangan antara ajaran agama dengan pelaksanaan keberagamaan. Agama yang mengambil wilayah privat dengan keshalehan seseorang kepada Tuhannya, sayapnya harus dikepakkan untuk peka pada urusan manusia lain. Seseorang belum disebut sebagai orang yang beriman sejati, apabila ia membiarkan tetangganya mati kelaparan, sedangkan ia bergelimang harta.

Seseorang membiarkan penindasan dan penderitaan yang digerakkan oleh sistem, sedang dia diam, padahal mampu membebaskan penderitaaan itu, maka ia disebut orang yang sangat lemah imannya. Perlu ada keseimbangan antara penghayatan agama dan perilaku dengan mengedepankan kemaslahatan publik. Ukuran tingkat kesalehan seseorang adalah sejauhmana implementasi kesalehan tersebut dalam membangun masyarakat.

Manusia adalah bagian ummat. Untuk itu, menjalankan visi kemanusiaan dimuka bumi adalah wajib. Ia menapak hidup harus sesuai dengan perintah Tuhan guna menciptakan hidup bahagia, bagi dirinya dan lingkungannya. Setiap agama membawa nilai demi kebahagiaan pemeluknya. Kebahagian tersebut tidak lain adalah kebahagian bersama seluruh bagian masyarakat. Islam menekankan pemihakan pada segmen lapisan masyarakat lemah. Dan, perempuan adalah segmen paling tidak diuntungkan di masyarakat.

Pemihakan Islam pada prinsip kemanusiaan musti menjadi tolak ukur amal dan kesalehan seseorang. Pemihakan Islam ini adalah kepada mereka yang tertindas, menderita, atau terpinggirkan oleh sistem. Kebenaran dan keadilan dalam sistem ajaran Islam harus menjadi prinsip iman setiap pemeluknya. Sejarah Islam adalah sejarah pembebasan sebuah masyarakat dari belenggu penindasan. Muhammad (SAW), selain diutus untuk menyebarkan ajarah tauhid, juga untuk menciptakan kemaslahatan di tengah-tengah masyrakat.

Jadi, semakin saleh seorang Muslim, maka dia akan semakin peka terhadap masyarakat dan lingkungannya.

No comments: