Monday, January 13, 2003

Islam dan Suksesi

Islam mengajarkan tentang pedamaian dan persatuan. Dalam realitas praksisnya bisa dipahami dari teks dan believing teks. Teks adalah al-Qur,an dan Hadits shahih yang menjadi pedoman bagi umat Islam. Believing teks adalah penghayatan yang nampak dalam tengah-tengah komunitas kita, yaitu umat Islam yang mengamalkan ajaran agamanya dalam kegiatan sehari-hari. Karena Islam adalah sistem yang tunggal, antara keyakinan dan perbuatan. Antara hubungan dengan Allah (hablum min Allah) dan hubungan dengan manusia (hablum min nas). Persoalan kemanusiaan juga menjadi perhatian umat Islam. kita tidak bisa hanya bersikap lembut didalam masjid, kemudian bersikap kasar diluar masjid. Kita tiap hari membaca koran dan berita dari media. Berita tentang kenaikan harga yang membumbung tinggi, perang, bencana alam, pengeboman. Hampir tiap hari kita melihat penjual koran di jalan, tapi kita tidak memahami bagaimana nasib anak-anak penjaja koran di jalanan itu, bagaimana kegetiran hidupnya mencari sesuap nasi. Hati yang kosong melawan penindasan adalah hati yang kosong dari keimanan. (Farid Esack, Teologi pembebasan.2000)

Tahun baru 2003 membawa harapan baru di era otonomi daerah. Begitupun jua dengan kabupaten Probolinggo yang sebentar lagi akan memilih bupati untuk masa bakti 2003-2008 kedepan. Hingar bingar politik menjadi gaduh di semua sudut kota sampai warung-warung kecil. Perbincangan tentang profil yang diimpikan oleh masyarakat, dan keinginan menyatu dalam wacana publik. Maklum, baru pertama kali proses pemilihan pemimpin daerah dipercayakan pada rakyat yang diwakili oleh anggota DPRD yang terhormat. Masyarakat baru belajar berdemokrasi setelah puluhan tahun tunduk pada kekuasaan rezim orde baru. Pembelajaran ini sangat menarik untuk ditelaah secara kritis bagaimana para dewan akan me-manage pemilihan bupati Probolinggo agar berlangsung damai dan demokratis.

Masyarakat Probolinggo mayoritas Muslim, dengan anggota DPRD sebanyak 40 orang beragama Islam merefleksikan keberagamaannya dalam pola perilaku politik. Betapa Islam mengajarkan banyak tentang politik yang damai, dan mampu mendamaikan masyarakat. Islam menawarkan konsep musyawarah dalam urusanmu “wasawirhum fil amr”. Islam memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk bermusyawarah tentang siapa yang akan menjadi pemimpin kaumnya. Nabi Muhammad telah mengajarkan tauladan yang baik, dengan tidak menunjuk pengganti pemerintahan sampai beliau meninggal dunia. Hal itu memberi arti bahwa persoalan kekuasaan (politis) diserahkan kepada masyarakat sepenuhnya. Karena sesungguhnya kekuasaan itu adalah pemberian dari masyarakat untuk dikelola sesuai dengan kepentingan orang banyak. Perubahan struktural dibutuhkan untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan.

Suksesi kepemimpinan kabupaten Probolinggo tinggal hitungan hari lagi, kita percayakan sepenuhnya kepada kearifan anggota dewan untuk memilih bupati yang terbaik diantara calon-calon yang ada. Kejujuran hati nurani akan membuka jalan pada kebenaran dan kebaikan. Sebaliknya sikap arogan dan keras hati hanya akan dijauhkan dari masyarakat. Jika para anggota DPRD mampu menjalankan suksesi ini dengan damai dan cara yang benar maka masyarakat akan memperoleh pembelajaran demokrasi yang sangat berharga dari para pemimpinnya. Pengerahan massa untuk membela kelompok tertentu dengan memaksakan kehendak hanya akan memicu kekerasan. Konflik antar kepentingan diberbagai partai politik senantiasa disikapi dengan cara-cara yang damai, tanpa kekerasan. Siapapun yang terpilih menjadi bupati dengan cara yang baik seyogyanya kita terima dengan sikap dewasa.