Saturday, July 15, 2006

Memerangi Kebodohan dan Rasa Takut

Realitas Indonesia tidak kunjung keluar dari krisis. Krisis inilah yang membuat Indonesia tidak bisa lepas dari hutang luar negeri. Sebagai kompensasinya, Indonesia harus rela menyerahkan pembangunannya pada tangan-tangan Asing. Masalahnya kemudian, bagaimana mungkin orang asing akan membuat kebijakan yang bijaksana, apabila mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Indonesia? Tidak mungkin. Akibat turut campurnya negara asing pada kebijakan pemerintah Indonesia tanpa tahu keadaan Indonesia yang sebenarnya, hanya akan menjerumuskan rakyat pada kemiskinan. Campur tangan orang asing mengatur dalam negeri ini menunjukkan semakin rendahnya bergaining position pemerintah dengan negara-negara donor. Bagaimanapun, negara asing memiliki kepentingan terselubung untuk memanfaatkan negara Indonesia bagi kesejahteraan bangsa mereka. Lalu, bagaimana kelanjutannya?


***

Memerangi Kebodohan dan Rasa Takut

Oleh : Najlah naqiyah


Realitas Indonesia tidak kunjung keluar dari krisis. Krisis inilah yang membuat Indonesia tidak bisa lepas dari hutang luar negeri. Sebagai kompensasinya, Indonesia harus rela menyerahkan pembangunannya pada tangan-tangan Asing. Bagaimana mungkin orang asing akan membuat kebijakan yang bijaksana, apabila mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Indonesia? Akibat oleh turut campurnya negara asing pada kebijakan pemerintah Indonesia tanpa tahu keadaan Indonesia yang sebenarnya, hanya akan menjerumuskan rakyat pada kemiskinan. Campur tangan orang asing mengatur dalam negeri ini menunjukkan semakin rendahnya bergaining position pemerintah dengan negara-negara donor. Bagaimanapun, negara asing memiliki kepentingan terselubung untuk memanfaat negara Indonesia untuk kesejahteraan bangsa mereka. Realitas ketergantungan pada negeri asing membuat rakyat jelata semakin dirugikan. Misalnya, kebijakan free market (pasar bebas) yang tengah dikampanyekan oleh negara maju, telah membuat negara berkembang sangat bergantung pada pinjaman luar negeri. Kebijakan pasar bebas, sesungguhnya hanya akan membuat pengusaha lokal kalah bersaing. Pengrajin semakin kalah bersaing karena modal dan pengetahuan mereka terbatas. Akibat yang sangat nyata, kini Indonesia mengalami dekadensi moral dan spiritual. Meningkatnya pemalsuan produk, pencurian uang dan pembakaran pasar-pasar merupakan fenomena yang muncul. Pemalakan hutan, persekongkolan kejahatan dan korupsi merupakan penyakit kronis bangsa Indonesia. Selama lingkungan korup, maka rakyat tidak akan bisa berkembang. Lingkungan korup akan semakin membuat rakyat represif dan terancam kemiskinan.

Ketakutan telah mendera rakyat Indonesia. Rakyat takut terancam kelaparan, bencana alam yang disebabkan oleh keserakahan manusia. Rakyat taku akan terjadinya kekerasan yang dikreasikan untuk menindas dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Mengapa rakyat diselimuti ketakutan tiap waktu? Ketakutan tersebut disebabkan oleh sikap jahat dan tidak mencintai sesama manusia. Sikap serakah telah membuat penebangan pohon sembarang tempat. Hutan menjadi gundul, sehingga mengakibatkan banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Tanah menjadi tandus karena kekayaan alam dikeruk tanpa kebijaksanaan. Peristiwa bencana alam yang disebabkan oleh ulah sekelompok orang telah mengakibatkan kerusakan ekosistem. Contoh, kasus Lumpur panas Lapindo telah merugikan masyarakat Sidoarjo.

Penguasa Indonesia tidak memberikan rasa aman bagi perkembangan rakyat untuk bebas berekspresi. Tekanan dan hegemonik kerap kali memicu kekerasan. Meningkatnya tindak kekerasan mengancam jiwa penduduk. Contoh, kasus pembakaran rumah-rumah kumuh untuk dijadikan pasar modern adalah bentuk pengebirian hak hidup orang miskin. Kasus pemihakan penguasa pada kapitalisme telah meminggirkan rakyat jelata dari kemajuan. Rakyat jelata makin sulit memperoleh akses invormasi pengetahuan, karena pendidikan semakin mahal dan terkotak-kotak. Para pemilk modal bersatu dengan aparat untuk memonopoli perdagangan. Sikap monopoli makin nyata dengan semakin banyaknya mall-mall di perkotaan merambah ke pasar-pasar tradisional.

Lingkungan yang korup tidakmemberikan kesempatan orang lain untuk berkembang. Lingkungan korup hanya akan meningkatkan kebodohan bagi masyarakat. Bentuk kebodohan yang terjadi adalah akibat mahalnya akses ekonomi, sosial dan pendidikan. Masyarakat didera oleh keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Korban dari kemiskinan adalah meningkatnya anak-anak berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Segregasi tempat tinggal antara komplek orang kaya dan orang miskin. Adanya perbedaan perlakuan pada rakyat miskin dengan orang kaya. Rakyat miskin menjadi kelas buruh yang bisa dipermainkan nasibnya oleh kekuasaan. Apabila, keadaan ini dibiarkan terus menerus, maka akan mengulang sejarah penjajahan yang terjadi di Indonesia. Penjajahan telah membuktikan bahwa rakyat tidak sejahtera, dan menderita.

Lalu, bagaimana memerangi rasa takut dan kebodohan agar penjajahan tidak terulang?
Pertama, Indonesia mesti memiliki rasa keberhasilan untuk membawa negeri yang baik dan sejahtera. Rasa kemampuan diri menjalankan tujuan yang telah ditetapkan. (Bandura;2002). Dalam hal ini dikaitkan pada sistem pemerintahan yang bersih. Bangsa Indonesia perlu memiliki kepercayaan diri untuk bisa mengatur dan mengorganisasikan bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 secara benar. Untuk memperoleh rasa kemampuan diri agar berhasil perlu melihat pengalaman keberhasilan bangsa Indonesia menangani situasi krisis ekonomi, sosial dan pendidikan di masa lalu. Bila Indonesia memiliki dan tahu sejarah maka tidak akan mengulang peristiwa kekerasan yang menyebabkan darah rakyat mengalir. Sejarah kebangsaan harus diungkapkan secara benar dan disampaikan pada seluruh anak bangsa, agar mereka tidak mengulang kembali sejarah yang sama jeleknya. Kejahatan korupsi harus di ungkap secara jujur agar Indonesia tidak terantuk kedua kalinya.

Kedua, Menghilangkan kebodohan dan rasa takut diatasi melalui kurikulum pendidikan yang membebaskan. Kurikulum pendidikan memiliki peran besar untuk berpartisipasi memajukan bangsa. Pendidikan sejatinya menerangi jalan setiap rakyat dengan mudah. Pendidikan diharapkan bisa membangkitkan rasa berani menatap masa depan dengan kemampuan yang dimiliki. Rasa takut ditimbulkan oleh ketidakmampuan mengatasi masalah. Dengan ilmu pengetahuan, akan berani menentukan keputusan yang penting dalam pengambilan kebijakan besar bagi kepentingan masyarakat. Pendidikan mestinya di desain untuk membelajarkan anak-anak yang terdidik. Belajar yang memberikan rasa bebas dari takut, dan memerangi penderitaan yang dijumpai di jalan kehidupan.

Ketiga, Hidup bersama dan saling toleransi adalah proses yang niscaya hadir ditengah multicultural Indonesia. Pembauran antar etnik, ras dan suku akan semakin memperkokoh bangsa ini menghadapi tantangan global. Apabila ada perbedaan dan pertengkaran diantara penduduk, perlu digagas suatu lembaga rekonsiliasi untuk mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai.

Akhirnya, ketiga jalan tersebut, yaitu kemampuan diri, pendidikan dan kebersamaan menjadi jalan peretas pembebasan dari rasa takut dan keluar dari kebodohan. Kesemuanya itu membutuhkan perjuangan yang berlangsung sepanjang hayat mencapai nilai keadilan.